Surabaya Marathon 'Makan' Dua Korban Jiwa
Event lomba lari internasional bertajuk Surabaya Marathon 2019, memakan korban. Dua orang peserta lomba dikabarkan meninggal dunia saat sedang mengikuti salah satu nomor lomba marathon. Informasi yang didapat, dua orang korban bukan merupakan orang Surabaya dan sudah berusia di atas 50 tahun.
Korban pertama yang meninggal adalah Husnun N Djuraid berusia 60 tahun yang berasal dari Blimbing, Malang. Peserta dengan nomor dada 5721 itu dikabarkan meninggal karena serangan jantung, karena sudah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.
Husnun dikabarkan ambruk dan pingsan saat berada di track lari di Jalan Pemuda Surabaya. Tepat di depan kantor Bank BTPN. Selepas terjatuh, ia langsung dibawa ke RSUD Dr. Soetomo oleh tim dari Palang Merah Indonesia (PMI).
"iya memang Bapak meninggal, jatuh dan pingsan. Bapak memang ada riwayat penyakit jantung," ujar Amalia, anak almarhum, Minggu 4 Agustus 2019
Kini Amalia dan keluarga sedang berada di RSUD Dr. Soetomo untuk mengurusi perihal administrasi pengambilan dan pemulangan jenazah ayahnya. Rencananya, pihak keluarga akan memakamkan almarhum di Kota Malang.
"Langsung dibawa ke Malang. Dimakamkan di Budulrejo ya Mas," kata dia.
Diketahui, Husnun merupakan mantan jurnalis senior di Kota Malang, ia juga kini menjabat sebagai Komisaris Malang Post dan Wakil Ketua KONI Kota Malang. Selain itu, Husnun merupakan kakak kandung dari mantan Pemimpin Redaksi Jawa Pos, Dhimam Abror.
Selain Husnun, korban kedua yang meninggal di lomba tersebut bernama Oentung P. Soetiono. Pria berusia 55 tahun asal Kota Jakarta itu dikabarkan jatuh saat berlari di Jalan Basuki Rahmat depan Gedung Dyandra Convention.
Peserta dengan nomor dada 5755 itu langsung dibawa ke RSUD Dr. Soetomo oleh tim TGC Pusat setelah terjatuh. Namun, nyawanya tak tertolong.
Belum ada konfirmasi dari pihak penyelenggara atas meninggalnya dua orang peserta saat mengikuti lomba ini.
Seperti diketahui ada sekitar 6005 peserta telah terdaftar sebagai peserta yang mengikuti lomba lari terbesar se-Jawa Timur tersebut. Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur, Sutandi Purnomosidi mengatakan, ia bersyukur peserta Surabaya Marathon tahun ini mengalami kenaikan yang drastis. Menurutnya, kenaikan itu disebabkan karena event Surabaya marathon ini berbeda dari event lomba lari lainnya.
“Surabaya marathon ini adalah city marathon. Jadi melewati ikon bersejarah dan wisata di tengah kota Surabaya, sehingga ini yang paling ditunggu-tunggu peserta,” kata Sutandi.
Ia menjelaskan, peserta Surabaya Marathon yang sudah memasuki tahun ketiga ini, dari awal digelar hingga sekarang terus meningkat. Saat Surabaya Marathon pertama, pesertanya mencapai 3000 orang, tahun kedua 4400 orang, dan tahun ini sudah mencapai 6005 peserta.
Dari data yang dihimpun panitia, tahun ini peserta datang dari 130 kabupaten/kota di Indonesia.