Surabaya Level 1, Kebijakan Tetap Level 3
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Surabaya dan warga berhasil menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Pahlawan.
Berdasar enam indikator yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Surabaya sudah memadai untuk seluruh indikator.
Di antaranya berdasar transmisi komunitas kasus konfirmasi tingkat 1 dengan hasil 8,81 persen, kemudian tingkat rawat inap rumah sakit (RS) tingkat 1 adalah 3,43 persen, lalu angka kematian tingkat 1 dengan statistik 0,65 persen.
Kemudian berdasar kapasitas respons juga dinilai memadai. Di antaranya tingkat positivity rate 0,41 persen dari batas maksimal 5 persen, kemudian tracing 1/20,71 dari standar minimal 1/14, dan bed occupancy rate (BOR) 14,54 persen dari batas 60 persen.
“Alhamdulilah dari hasil asesmen Kementerian Kesehatan, Surabaya hari ini masuk level 1. Dari 6 indikator, kita semua sudah memadai,” ungkap Eri saat ditemui di Balai Kota, Surabaya, Kamis, 16 September 2021.
Walau begitu, ia mengatakan, untuk kebijakan sementara waktu ini masih belum berubah, tetap level 3, karena menyesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) berdasar perhitungan wilayah aglomerasi gerbangkertasusila (Surabaya, Bangkalan, Gresik, Lamongan, Kabupaten Mojokerto, dan Kota Mojokerto).
Berdasar data terakhir, 13 September 2021, Kota Mojokerto masih dalam level 3. Sehingga, wilayah aglomerasi masih terhitung level 3.
Tak hanya berdasar enam indikator itu saja, dalam Inmendagri ditambah satu indikator tambahan terkait dengan vaksinasi. Yakni vaksinasi dosis 1 sudah di atas 70 persen, dan vaksinasi lansia lebih dari 60 persen. Berdasar data, saat ini yang sudah memadai untuk vaksinasi hanya Kota Mojokerto dan Kota Surabaya.
“Aturan Inmendagri ditambah vaksinasi. Misal level 2 vaksin minimal 50 persen, level 1 minimal 60 persen. Kami koordinasikan dengan Gresik dan Sidoarjo kita satu aglomerasi maka kita bantu nakes dengan vaksin yang ditambah oleh Menkes di Sidoarjo dan Gresik. Sehingga harapan kita gak lama aglomerasi ini bisa turun,” jelasnya.
Walau sudah turun, ia tetap berpesan kepada warga untuk tetap waspada dengan menerapkan protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan yang dapat meluas.
“Saya harap warga tidak euforia, karena ada saja daerah yang kemudian naik level. Jangan sampai Surabaya rugi, karena kita harus bisa menaikkan ekonomi. Maka jangan bosen pakai masker dan protokol lainnya,” pungkasnya.