Surabaya Kota Pahlawan Tapi Kurang Monumennya
Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti mengatakan, Surabaya memang dikenal sebagai Kota Pahlawan. Sayangnya, kurang adanya monumen yang mendukung predikat tersebut.
"Kebetulan bertepatan dengan Hari Pahlawan. Ada sudut kota yang selama ini tidak terlihat dan akan kami munculkan. Padahal, kita identik dengan julukan Kota Pahlawan," ujarnya.
Ia mengungkapkan hal itu, dalam konferensi pers Minggu 10 November 2019 di Hotel Bumi, Surabaya. Pria yang santer dikabarkan akan maju pada Pilwali Surabaya 2020 mendatang ini memberikan pemaparan tentang Kota Surabaya ke depan.
Whisnu bercita-cita ingin membangun monumen kepahlawanan sebanyak mungkin di Surabaya. Whisnu berkata demikian karena Surabaya sudah dianggap sebagai Kota Pahlawan.
"Kami munculkan Surabaya dengan kota kepahlawanannya," lanjut dia.
Seperti diketahui masa jabatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan segera berakhir pada 2020 mendatang. Sehingga harus ada penggantinya yang akan meneruskan pembangunan Kota Surabaya ke depan.
Dia menjelaskan masih banyak yang kurang tentang konsep Kota Pahlawan di Surabaya. "Contohnya untuk pahlawan Bung Tomo. Mana ada monumen Bung Tomo di Surabaya," bebernya.
Jika memang terpilih sebagai Wali Kota Surabaya selanjutnya, Whisnu akan membangun monumen Bung Tomo di depan Gedung Pers Jawa Timur.
"Kenapa demikian? Karena Bung Tomo adalah salah satu tokoh pers juga," tegas dia.
Selain Bung Tomo, jelas dia Surabaya memiliki kampung tokoh Soekarno dan HOS Tjokroaminoto. Tapi di sana juga masih belum begitu kuat gambaran tentang kedua tokoh itu.
"Di pintu masuk kesannya itu tidak begitu. Makanya perlu kita bangun monumen Soekarno dan Tjokroaminoto yang jadi guru para pahlawan dan politisi di Indonesia," beber pria yang juga wakil ketua di DPD PDIP Jatim ini.
Dengan demikian, ketika masuk ke Kota Surabaya banyak orang berharap bisa langsung terkesan dengan kota ini.
"Nah ini Kota Pahlawan. Jadi nuansa kepahlawanan dari seluruh gagasan yang saya tampilkan disini tidak lepas dari sejarah," tuturnya.
Selain di sudut kota, di sudut-sudut taman yang selama ini ada juga akan dibangun monumen. "Jadi tidak ada yang terkesan bahwa itu modern lupa dari akarnya. Maka saya ingin kesannya Surabaya berdaulat, berdikari dan berbudaya," imbuh pria yang akrab disapa WS ini.