Surabaya Kaya Potensi Wisata Berbasis Kampung
Wakil Ketua DPRD Surabaya. AH. Thony belum lama ini merancang sebuah rencana Perda inisiatif dewan terkait dengan penguatan kearifan lokal Kota Surabaya. Menurutnya, selain berpredikat sebagai Kota Pahlawan, kota Surabaya ini juga sarat dengan nilai-nilai budaya dan sejarah. Hampir di seluruh wilayah kota mulai dari Surabaya Utara, Timur, Selatan, Barat dan Tengah menyimpan kearifan lokal yang layak dijaga, dipertahankan dan dimanfaatkan.
Di belahan Surabaya Barat, misalnya, terdapat makam kuno yang dikenal dengan makamnya Raden Sawunggaling. Belum lagi seni tradisi yang sudah berakar di sana selama berabad abad, seperti sedekah bumi atau bersih desa, meski Kota Surabaya ini secara umum sudah menjelma menjadi kota moderen yang metropolis dan cosmopolis. Apalagi jika berbicara tentang kota tua, maka Surabaya tidak kalah dari Jakarta dan Semarang karena Surabaya memiliki potensi itu. Misalnya di kawasan Jembatan Merah, Kampung Pecinan, Kampung Melayu dan Kampung Arabnya.
Di sisi lain Kota Surabaya sudah bertumbuh menjadi kota yang kreatif dan inovatif di mana warganya ada yang berhasil membangun UKM-UKM di lingkungan kampungnya. Bahkan ada kampung-kampung yang bisa menyulap lingkungannya menjadi lingkungan yang segar dan asri dengan membuat kebun-kebun minimalis dan hidroponik, termasuk membuat kolam kolam untuk budidaya ikan. Semuanya menjadikan potensi kota yang berbasis kampung semakin beragam.
Dari serangkaian pelatihan kader kampung wisata yang baru-baru ini (14-19 Desember 2020) diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya terungkap keragaman potensi lokal/kampung yang layak menjadi potensi kampung wisata kota Surabaya. Sebanyak kurang lebih 200 peserta dari semua kampung di Surabaya, khususnya kampung-kampung yang memenangi lomba Surabaya Smart City (SSC) dan Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo, mengikuti pelatihan Kader Kampung Wisata di Surabaya. Dalam pelatihan itu, setiap peserta diminta mengidentifikasi lima potensi lokalnya yang bisa dijadikan andalan untuk para wisatawan yang berkunjung di kampungnya.
Dari sekian potensi lokal, ada sebagian yang masih berupa gagasan, namun bukan tidak mungkin akan bisa menjadi obyek wisata andalan. Dari semua potensi lokal ini, baik yang sudah ada maupun yang berpotensi akan ada, dapat diklasifikasikan menjadi wisata sejarah, wisata budaya, wisata kuliner, wisata alam, wisata edukasi dan wisata kesehatan. Kampung Lawang Seketeng, misalnya, menawarkan wisata sejarah. Kampung Lidah Wetan, yang selain wisata sejarah karena keberadaan makam Raden Sawunggaling, juga berpotensi menyuguhkan wisata budaya. Sementara kampung Kuliner terdapat di Kedungdoro, Rungkut dan masih banyak lagi.
Dari sekian banyak potensi itu, juga banyak peserta yang menanyakan bagaimana mereka bisa menjaga keberlangsungan potensi yang telah tercipta di kampung kampung. Jawabannya adalah potensi lokal yang telah ada itu harus bisa memberi manfaat kepada warga setempat. Warga harus bisa menikmati dan memanfaatkan apa yang telah tercipta di kampung. Apakah itu kulinernya, apakah itu taman-tamannya, apakah itu fasilitas edukasinya, termasuk inovasi inovasi yang dihasilkan oleh warga. Ketika warga bisa mendapat manfaat, maka mereka akan merasa ikut memiliki dan akhirnya ikut menjaga aset kampung yang ada.
Apalagi kalau ada kunjungan wisata atau edukasi dari sejumlah kampung ke sejumlah kampung lainnya yang ada di dalam kota Surabaya. Ringkasnya ada agenda saling kunjung mengunjungi antar kampung setiap minggunya, maka setiap kampung akan semakin menjaga asetnya masing masing. Dalam hal ini tentu tidak luput dari peran pemerintah untuk ikut mengelola kegiatan saling kunjung mengunjungi antar kampung ini demi tetap menjaga hidupnya aktivitas di kampung-kampung wisata di Surabaya.
Ketika kampung kampung wisata di kota Surabaya ini bergeliat, maka bukan tidak mungkin warga di luar Kota Surabaya akan menjadi tertarik untuk datang ke kampung-kampung wisata di Surabaya. Apalagi warga kota Surabaya dan tamu tamu pada umumnya dimudahkan dengan teknologi komunikasi seperti Whatsapp, Facebook, instagram dan sejenisnya untuk menyebarluaskan apa yang mereka alami. Tidak hanya tamu-tamu luar kota yang kelak akan bertandang ke kampung kampung wisata Surabaya, tamu tamu asing pun tidak menutup kemungkinan akan datang ke kampung kampung Surabaya. Salah satu contoh kampung yang sering dikunjungi oleh wisatawan dan tamu-tamu manca negara adalah Kampung Maspati.
Mayoritas peserta pelatihan Kampung Wisata berharap kepada Pemerintah Kota Surabaya ada kelanjutan dari pelatihan untuk lebih menghidupkan kampung-kampung yang berpotensi menjadi kampung wisata di Surabaya. Menjaga kearifan lokal kampung kampung Surabaya berarti menjaga ruh dan jati diri Kota Surabaya.
Advertisement