Surabaya-Jatim Jadi Target Investasi Malaysia, Ini Alasannya
Malaysia terus mendorong adanya investasi ke Indonesia. Mereka tak hanya lagi mengincar Jakarta sebagai tempat cari ‘cuan’ dan investasi. Kini para juragan dan saudagar Malaysia mulai melirik Jawa Timur, khususnya Surabaya. Menurut Trade Commissioner MATRADE Jakarta Har Man Ahmad, iklim usaha di Jatim khususnya Surabaya sangat enak dan memudahkan peluang masuknya bisnis dan investasi.
Apalagi kini baginya, pembangunan secara fisik di Surabaya dan Jatim sedang di kebut. Setiap daerah terutama Surabaya sama-sama ingin menjadikan wilayahnya sebagai tempat yang nyaman untuk hidup dan berbisnis. Keterbukaan publik terhadap pemerintah saat ini juga menjadi salah satu faktor tergeraknya investasi dari Malaysia.
“Adanya reformasi birokrasi dan korupsi, memudahkan investasi asing untuk masuk, membuka diri bagi investor, kemudahan perizinan utamanya mengenai aset dan beberapa hal lainnya. Itu yang mendorong kami bahwa di Jatim dan Surabaya itu cocok untuk investasi,” kata Har Man Ahmad, Senin 20 September 2021 dalam acara Hybrid Export Acceleration Mission (EAM) 2021.
Menurutnya, selain faktor aturan dan birokrasi yang sudah lebih membaik ketimbang sebelum-sebelumnya, di Jatim dan Surabaya banyak sekali pangsa pasar yang bisa menjadi ‘market’ baru bagi investor Malaysia. Mereka ingin produk Malaysia bisa lebih dikenal luas di Surabaya, yang nantinya berdampak ke investasi Indonesia Timur. Sebab, Surabaya adalah pusat ekonomi Indonesia bagian timur.
"Kalau dilihat itu Jawa Timur itu potensialnya banyak banget, dari kami untuk support investor dari Malaysia dan investor dari Indonesia yang bangun pabrik di sini," katanya.
Sebagai agensi promosi dagang Malaysia, Har Man menerangkan bahwa pihaknya siap mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya Jawa Timur. Karena industri pangan, kimia dan sektor lainnya menjadi fokus MATRADE untuk mengajak investor Malaysia untuk menanamkan investasinya.
Surabaya dan Jatim dipilih sebab secara daya saing dengan negara lain lebih rendah ketimbang Jakarta. Secara cost bisnis, dari Malaysia ke Tanjung Perak jauh lebih murah dan lebih cepat ketimbang ke Tanjung Priok. Selain itu, jika produk Malaysia harus diedarkan ke wilayah lain di Indonesia, utamanya timur, posisi Surabaya yang central sangat mendukung ekspansi bisnis tersebut.
"Jadi itu adalah fokus-fokus yang kami perhatikan dan untuk kami bangunin dari segi dagang dengan Malaysia-Indonesia. Kami ibaratnya sekarang membuka pasar. Biar para pengusaha dan investor Malaysia ini bisa melihat peluang apa saja yang bisa mereka ambil dalam segala lini dan bidang," terangnya.