Surabaya Jadi Jujukan Delegasi Lee Kuan Yew
Keberhasilan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam membangun tata kelola kota yang baik, banyak menarik perhatian dari berbagai pihak.
Kali ini, delegasi dari Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura, tertarik untuk belajar mengenai berbagai bidang tata kelola kota di Surabaya.
Sekitar 60 orang delegasi diterima langsung oleh perwakilan pejabat di lingkungan Pemkot Surabaya di ruang sidang Balai Kota, Senin, 3 Desember 2018.
Assistant Professor Lee Kuan Yew School Of Public Policy Singapura, Tan Soo Jie Sheng mengatakan Surabaya mempunyai sistem tata kelola kota yang baik, sehingga pihaknya tertarik untuk mengetahui dan ingin belajar hal tersebut.
"Kedatangan kami di Surabaya ini, ingin belajar dan mengetahui bagaimana pembangunan dan sistem tata kelola kota yang telah berjalan di Surabaya," kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat menyampaikan paparan bagaimana tata kelola kota yang selama ini diterapkan di Surabaya.
Di antaranya yakni, sistem pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi masyarakat, pengelolaan sampah, pembangunan infrastruktur, hingga sistem transportasi publik Suroboyo Bus.
"Untuk mengatasi problem transportasi, selain mengembangkan SITS (Surabaya Intelligent Transportation System) kita juga mengembangkan public transport yang cukup nyaman dan ramah untuk para difabel. Bahkan, sudah dilengkapi dengan CCTV, sehingga keamanan cukup terjamin," kata Irvan.
Terlebih, lanjut Irvan, Pemkot Surabaya juga telah menyediakan beberapa tempat parkir (park and ride) untuk meminimalisir dampak dari kemacetan akibat parkir badan jalan.
Selain itu, ribuan CCTV juga telah terpasang di Surabaya, baik di dalam gedung pemerintahan, maupun di jalan-jalan protokol. Menurut dia, hal ini sangat penting untuk mengontrol bagaimana karyawan bekerja dan memonitoring kejadian-kejadian penting di Kota Surabaya.
"Kamera (CCTV) kita juga sudah terkoneksi dengan pihak kepolisian. Bahkan kita punya beberapa akses sosial media, sehingga masyarakat bisa mengakses informasi dan melaporkan jika ada kejadian ke Pemkot Surabaya," ujarnya.
Terkait pengelolaan sampah, Irvan menyebut, pihaknya juga mengajak masyarakat ikut serta membantu pemerintah dalam mengurangi jumlah sampah, melalui program green and clean.
Sehingga dalam setiap hari, Surabaya mampu mengurangi jumlah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
"Untuk manajemen pengelolaan sampah, kita juga punya rumah kompos. Dan beberapa rumah kompos kita juga sudah menghasilkan energi listrik," ungkapnya.
Sementara itu, lanjut dia, dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat, sejak tahun 2010 Pemkot Surabaya sudah mulai menerapkan berbagai program yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui usaha ekonomi produktif.
Tujuannya, agar masyarakat bisa mandiri. Seperti dalam program Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda.
"Di Pahlawan Ekonomi, warga diajarkan tidak hanya dalam membuat produk, ataupun desain kemasan. Tapi pemerintah kota juga membantu dalam memasarkan produk mereka," katanya.
Irvan menambahkan terkait pemerataan pendidikan, Pemkot Surabaya beruoaya terus meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga baik di pusat kota maupun di wilayah pinggiran, penyebaran gurunya merata. Harapannya tidak ada perbedaan kualitas pendidikan di Surabaya.
"Sekolah-sekolah di Surabaya juga kita rehab semua, Baik SD maupun SMP Negeri. Termasuk fasilitas olahraga. Jadi kita juga sangat konsen terhadap dunia pendidikan," pungkasnya. (frd)
Advertisement