Surabaya Disebut Kota Termacet, Polantas: Ada Peningkatan Volume
Polrestabes Surabaya sebut kemacetan yang terjadi di Kota Pahlawan lantaran padatnya aktivitas masyarakat dan kondisi cuaca. Namun, hal tersebut masih masuk dalam kategori aman.
Kasatlantas Polrestabes Surabaya, AKBP Teddy Chandra mengatakan, kepadatan arus lalu lintas di sejumlah ruas jalan di Kota Pahlawan terjadi saat para karyawan mulai berangkat dan pulang bekerja.
Kemacetan di jam tertentu itu, kata Teddy, terjadi lantaran wilayah Surabaya menjadi daerah aglomerasi keluar masuknya kendaraan para pekerja dari dalam pun luar kota.
“Ada masyarakat dari luar Kota Surabaya, tentunya terjadi peningkatan volume ketika pagi hari dan pada sore hari saat mereka pulang kerja,” kata Teddy, ketika dikonfirmasi, Sabtu, 15 Januari 2022.
Teddy mengungkapkan, meningkatnya volume kendaraan tersebut kadang kala diperparah saat terjadi aksi demonstrasi. Mengingat di wilayah Surabaya sendiri sering kali menjadi titik unjuk rasa. “Kemudian secara situasional ketika di ruas jalan tersebut terdapat kegiatan yang bersifat insidentil, aksi unjuk rasa,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Teddy, faktor cuaca juga menjadi salah satu penyebab kemacetan di Surabaya. Sebab, banjir yang menggenang Kota Pahlawan akhir-akhir ini memperlambat laju kendaraan dan menimbulkan antrean. “Jumlah traffic light yang ada di Kota Surabaya dan bidang jalur kereta api juga bisa menjadi hambatan,” ucapnya.
Sehingga, berdasarkan pantauan yang dilakukan Sat Lantas Polrestabes Surabaya, kemacetan lalu lintas yang terjadi di Kota Pahlawan tersebut masih masuk dalam kategori lancar. “Tetapi pantauan kami selaku petugas di lapangan, lalu lintas Kota Surabaya masih masuk kategori aman dan lancar,” kata dia.
Pasalnya, apabila petugas mengetahui adanya penumpukan kendaraan di suatu titik, maka pihak kepolisian akan langsung menambah personel untuk mengatur lalu lintas. “Secara aplikatif kami akan menugaskan personel dan mempertebal personel bila terjadi kemacetan di suatu titik di Kota Surabaya,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya membantah temuan hasil survei yang menjadikan kota ini sebagai kota paling macet di Indonesia. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Dinas Perhubungan (Dishub), lalu lintas di Kota Surabaya saat ini dinyatakan cukup baik atau relatif lancar.
“Ditandai dengan survei dan data kami bahwa vc ratio di Kota Surabaya cukup bagus, yaitu 0,6 berarti masih kondisi yang cukup bagus. Artinya, kendaraan yang melewati jalan tersebut masih bisa ditampung,” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya Tundjung Iswandaru saat menggelar konferensi pers di Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya, Jumat 14 Januari.