Surabaya Diimbau Segera Terapkan Ganjil Genap
Kota Surabaya dan Gerbangkertosusila disarankan untuk segera menerapkan kebijakan aturan ganjil genap. Sebab ganjil genap ini dianggap berhasil mengurangi kemacetan.
Hal itu dikatakan, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono di Surabaya, Senin, 3 Desember 2018.
Surabaya kata dia, diimbau untuk segera menerapkan kebijakan iti. Agar tak terlambat seperti halnya Jabodetabek. Bambang juga siap menawarkan diri untuk membantu penataan transportasi di provinsi timur pulau Jawa ini.
"Kita ketahui bahwa di Jabodetabek kita relatif terlambat. Oleh karena itu saya mengimbau ingin membantu Kota Surabaya kami siap membantu Pak KaDishub untuk menata transportasi di Surabaya," kata Bambang.
Bambang mengklaim, penerapan kebijakan ganjil genap di Jabodetabek cukup efektif. Misalnya saja saat Asean Games berlangsung, pihaknya hanya perlu 30 menit untuk mengantar atlet dari satu tempat ke tempat lain.
"Itu sudah dilakukan jauh sebelum Asean Games itu di jalan tol. Suksesnya adalah kita berhasil mengantarkan para atlet, para official dari venue-venue tidak lebih dari 30 menit," tambah Bambang.
Tak hanya itu, penerapan ganjil genap di Jabodetabek juga berhasil dalam sejumlah hal dan menambah keuntungan. Salh satunya yakni mengurangi kerugian dari kemacetan yang mencapai Rp 100 triliun.
"Kita nggak boleh nunggu lama-lama, karena dampaknya luar biasa, tadi kami menghitung bahkan kerugian di Jabodetabek itu mencapai Rp 100 Triliun per tahun. Bayangin kalau uang 100 triliun per tahun dibuat untuk LRT itu 4 koridor," kata Bambang.
Selain Surabaya, Bambang mengatakan pihaknya kini mulai memberi infomasi dan pengalaman penerapan kebijakan ganjil genap kepada lima kota besar di Indonesia yakni Medan, Surabaya, Denpasar, Bandung, dan Makassar.
"Karena itu keberhasilan-keberhasilan itu kami harus juga sampaikan kepada lima kota besar di luar Jabodetabek. Kami hari ini hadir di Surabaya, oleh karena itu di Surabaya ini kami perlu menyampaikan sharing informasi dan pengalaman," ujar Bambang.
Bambang pun berharap, Surabaya dan gerbangkertosusila-nya bisa segera mengadopsi kebijakan itu. Hal itu kata dia agar Surabaya tak terlambat dalam menangani permasalahan kemacetan yang kompleks seperti Jabodetabek.
"Selain itu juga menyampaikan harapan kami supaya di Kota Surabaya dengan gerbangkertosusila-nya sudah mulai menata," kata Bambang.
Namun, Bambang mengembalikan kebijakan ini ke daerah masing-masing. Apakah setiap daerah sudah siap untuk menerapkan, apa belum.
"Jadi kewenangan itu adalah kewenangan daerah, tapi kami wajib untuk menyampaikan, mengimbau untuk mengatur itu. Jangan nanti perkembangan kota ini terlambat, nanti apa gunanya kalau Jabodetabek maju Surabaya tidak maju," kata dia. (frd)