Surabaya Dapat 34 Unit Bus Listrik KTT G20, 2 Rute Baru Disiapkan
Kota Surabaya akan menerima sebanyak 34 unit bus listrik bekas perhelatan KTT G20, di Bali beberapa waktu lalu. Rencananya 25 bus akan datang dipertengahan bulan Desember 2022 ini, dan sisanya datang di awal tahun 2023.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya, Tundjung Iswandaru mengatakan, bus listrik tersebut akan disiapkan untuk dua rute baru yang sudah dirancang. Rute pertama dari terminal Purabaya menuju Kenpark, Kenjeran.
"Rute pertama ini akan melewati Jemursari, Sier, Rungkut, perempatan Gunung Anyar sampai nanti lurus ke arah Kenjeran," kata Tundjung Rabu, 7 Desember 2022.
Sementara rute kedua disiapkan untuk perhelatan piala dunia U-20. Yakni, dari Jalan Tunjungan ke arah Benowo. Ketika nanti gelaran olahraga akbar itu dimulai di Kota Surabaya jalur tersebut bisa dikoneksikan menuju GBT.
Tundjung menyampaikan, dua jalur ini berbeda dari jalur awal yang diusulkan. Karena jalur sebelumnya sudah dilewati oleh bus Suroboyo. Sambil menunggu bus listrik tersebut datang, pihaknya kini juga tengah menyiapkan tempat pemberentian bus atau bus stop.
"Untuk sementara waktu, haltenya sama dengan Suroboyo bus apabila jalan yang dilintasi sama. Titik-titik tertentu yang belum ada haltenya, kami siapkan bus stopnya dulu sehingga orang tau kalau disini tempat busnya berhenti," terangnya.
Mengenai armada, pria berkacama ini mengunggkapkan bahwa armada ada dibawah operatornya dalam hal ini Damri. Bantuan bus listrik untuk Surabaya ini, dibawah pengawasan Kementrian Perhubungan Darat yang berkontrak dengan pihak operator.
Terkait pembayaran bus listrik, Tundjung belum bisa menjelaskan lebih gamblang. Sebab hal tersebut tergantung dari SK Kementrian Perhubungan, selagi SK belum turun pembayaran akan digratiskan.
"Pembayaran tergantung SK dari kementerian. Tapi memang disarankan pembayarannya mengunakan uang tunai," imbuhnya.
Disamping itu, untuk persiapan stasiun pengisian kendaraan listrik akan disediakan oleh pihak operator, seperti misalnya di Purabaya sudah ada stasiun pengisian listriknya.
Pihaknya pun optimis, adanya penambahan bus listrik ini akan disambut baik oleh masyarakat. Pasalnya sejauh ini bus Suroboyo juga mendapatkan animo yang bagus dari masyarakat. "Awalnya memang kurang bagus penerimaan dari masyarakat, karena belum terbiasa. Setelah dilakukan evaluasi mengenai waktu tunggu bus dan halte yang tersedia, lama-lama masyarakat menerima dengan baik," tambahnya.
Menurutnya, masyarakat akan menerima seiring berjalannya waktu. Semuanya tergantung dari penyedia kendaraanya dan kebutuhan masyarakat.
Terakhir Tundjung menambahkan, sebelum bus listrik bekas KTT G20 beroperasi di Surabaya, pihaknya akan melakukan sosialisasi terlebih dahulu. "Sebelumnya pasti akan kami sosialisasikan," tandasnya.