Suporter Antusias, Pedagang Jersey di GBT Justru Sepi Pembeli
Antusiasme gelaran Piala Dunia U-17 di Surabaya begitu terasa, masyarakat yang sudah membeli tiket berbondong-bondong menaiki shuttle bus yang telah disediakan Pemkot Surabaya di 6 titik.
Pasalnya dalam gelaran sepak bola internasional kelompok umur ini, FIFA memperketat keamanan. Tentu saja ini tidak sembarangan suporter bisa membawa kendaraan pribadi.
Rupannya antusiasme yang ditunjukan para suporter bola di Surabaya berbanding terbalik dengan para pedagang jersey dan syal. Para pedagang ini berada di Jalan Jawar atau depan pintu masuk utama dari arah Benowo.
Para penjual yang notabene berasal dari luar Kota Surabaya itu mengeluh bahwa adanya sterilisasi di area GBT membuat dagangannya sepi.
"Kalau dibilang sepi, ini paling sepi dari gelaran event sepak bola lainnya. Karena suporternya tidak lewat sini mereka naik bus langsung turun di dalam. Jadi pengaruh ke penjualan, sepi karena tidak ada yang lewat sini," kata Dandan, pedagang Jersey Timnas Indonesia yang berasal dari Bandung itu.
Pedagang jersey yang memang berjualan dari kota ke kota ini mengatakan, sejak pagi hingga sore baru 5 potong jerseynya yang terjual. "Untuk ukuran event besar ini sepi," ungkapnya.
Menurutnya, para pedagang yang ingin berjualan di Jalan Jawar benar-benar ditata dan dijaga ketat pihak pengamanan. Aturan ini berasal dari FIFA yang menginginkan GBT steril selama pertandingan berlangsung.
"Awalnya saya agak ke depan jualannya (pinggir jalan) lalu disuruh masuk agak kedalam karena memang semuanya harus steril," papar Dandan.
Meski demikian, pria berusia 45 tahun itu tetap optimis untuk berjualan hingga gelaran Piala Dunia U-17 berakhir nantinya. "Masih jualan sampai akhir nanti, nanggung soalnya sudah jauh-jaub kesini," tambahnya.
Dandan menjual jersey Timnas Garuda mulai dari harga Rp 80 ribu untuk ukuran anak dan Rp 100 ribu untuk ukuran dewasa. Sementara untuk syal bertuliskan Timnas Indonesia berwarna merah dan putih dibanderol dengan harga Rp 40 ribu hingga Rp 100 ribu tergantung ukurannya.
Dandan tak sendiri, kondisi senada juga dialami oleh Fauzi pedagang syal dari Pasuruan. Berbeda dengan Dandan yang menjual jersey dan syal, Fauzi hanya berjualan syal dan stiker Timnas Garuda.
Pedagang berusia 55 tahun itu justru baru mendapatkan satu pembeli saat tim Ngopobareng mendatangi lapaknya. "Belum ada yang beli, baru satu tadi yang lewat," ungkap Fauzi.
Tetapi, kondisi ini tak menyurutkan semangatnya. Pria paruh baya tersebut tetap optimis bahwa akan ada peningkatan penjualan menjelan laga Timnas Indonesia melawan Equador pada malam nanti. "Mungkin nanti sekitar jam 6 mulai ramai suporter, kan mainnya nanti soalnya," terangnya.
Sama seperti Dandan, Fauzi juga akan tetap bersemangat hingga gelaran Piala Dunia U-17 usai digelar di GBT.
Dari pantuan Ngopibareng.id suasana di dalam GBT memang ramai seiring dengan silih bergantinya shuttle bus yang datang dan pergi mengangkut para suporter Piala Dunia U-17.
Advertisement