Sup Tulang Merah, Kaldu Sunsum ala Singapura
Nonton kejuaraan tenis wanita sambil eksplore kuliner di Singapura. Itu yang saya lakukan sepanjang akhir pekan kemarin.
Kejuaraan tenis menjadi kegemaran dokter mata senior RS Mata Undaan dr Badri. Juga kesukaan Doelatif, Ketua Perhimpunan Perawatan Penderita Penyakit Mata (P4M) Undaan.
Saya bukan penggemar tenis. Hanya senang nonton keramainnya di stadion. Terkadang suka nonton di TV kalau ada kejuaraan dunia. Baru kali ini menonton WTA Finals di Singapura.
Maka, di sela nonton kejuaraan tenis, wisata kuliner menjadi tujuan utama. Mulai dari tempat makan yang lagi ngehits karena jadi kokasi shooting film Crazy Rich Asian di New Town.
Tempat ini sebetulnya seperti pujasera atau food court. Puluhan warung ikonik Singapura ada di sini. Mulai seafood, Arabic Food, Indian Food, dan Asian Food.
Di sinilah saya mencoba makanan yang baru kali pertama saya rasakan. Namanya sop tulang merah. Ini salah satu jenis makanan khas India. Terdiri dari tulang kikil kambing dengan bumbu warna merah.
Begitu mencicipi, saya langsung teringat Kaldu Sumsum Depot Ghazali di Sampang. Salah satu tempat makan favorit di Madura. Tempat kuliner yang eman ditinggalkan jika mengunjungi kota ini.
Bedanya, sup tulang merah menggunakan tulang gear kambing, sedangkan kaldu sunsum dengan tulang sapi. Tulang merah lebih kecil sedangkan tulang kaldu sunsum lebih besar.
Kuah sup tulang merah sesuai warnanya berwarna merah. Kuah kaldu sunsum berwarna bening seperti sup pada umumnya di Indonesia. Sup tulang disajikan dalam piring, kaldu sunsum dengan mangkok.
Masih ada lagi. Sup tulang merah dimakan dengan roti Perancis dan Gardenia. Yang disebut terakhir ini seperti roti maryam yang begitu terkenal di makanan Arab atau India. Kaldu sunsum dimakan dengan nasi.
Dari segi rasa, sup tulang merah terasa asam-asam manis. Ada rasa pedas sedikit. Sedangkan kaldu sunsum di lidah terasa gurih. Sunsum kedua jenis makanan ini sama-sama bisa diseruput. Sama enaknya.
Yang agak mengkhawatirkan warna merahnya yang begitu kental. Menurut penjualnya, warna merah itu akibat campuran rempah-rempah seperti serai, lada dan sebagainya. Jika benar, itu pasti sehat. Yang tidak sehat kalau menggunakan pewarna.
Sup tulang merah ini merupakan salah satu dari empat makanan khas Singapura. Tiga makanan khas lainnya adalah rojak, nasi briani, dan murtabak.
Selain populer ada di Newtown, keempat masakah ini ada di Arab Street, Beach Road dan Gelang. "Tapi yang paling enak dan original di Beach Road," kata Rahman, pria yang selama tiga hari menemani saya di Singapura.
Kedai Deen di Beach Road paking populer. Sup tulang merah di kedai ini sudah tiga kali terpilih sebagai The Best Food Award dari The Green Book. Sayang saya tidak sempat mencicipi sup tulang merah yang konon paling ciamik ini.
Inilah resep dan bahan sup tulang merah ala Chef Wan, Singapura:
Bahan-Bahan:
•500 gram tulang lembu berdaging
•1 sudu besar serbuk ketumbar (resepi asal 2 sudu)
•1 sudu besar serbuk jintan manis
•1 sudu besar serbuk jintan putih
•1 sudu kecil lada hitam, ditumbuk halus
•1 1/2 sudu besar tomato puree
•1 batang lobak merah, didadu
•1 biji kentang, didadu
•2 batang saderi, dihiris besar
•Sedikit daun sup, dihiris
•Bawang goreng
•Bahan untuk kisar halus:
◦8-10 biji bawang merah
◦4 ulas bawang putih
◦2 batang serai, hiris nipis
◦1 inci halia
•Bahan untuk tumis:
◦4 biji buah pelaga
◦2 batang kayu manis
◦6 kuntum bunga cengkih
◦2 kuntum bunga lawang (arif afandi)
Advertisement