Sungai Legundi Rawan Banjir Kiriman dari Bromo
Banjir yang menggenangi sejumlah kelurahan di sisi selatan Kota Probolinggo semalam akhirnya surut, Sabtu, 27 Februari 2021. Pemkot Probolinggo pun berkoordinasi dengan Pemprov Jatim terkait banjir kiriman dari lereng Gunung Bromo melalui Sungai Legundi.
"Kami akan melibatkan Pemprov Jatim sebab Sungai Legundi di Jalan Profesor Hamka di bawah kewenangan provinsi," kata Walikota Hadi Zainal Abidin.
Habib Hadi, panggilan akrab walikota, yang memantau kawasan yang dilanda banjir hingga tengah malam mengatakan, di antara penyebab banjir adalah sumbatan pepohonan yang hanyut di sejumlah bawah jembatan di Sungai Legundi.
Sungai ini membelah sejumlah kelurahan yang terendam banjir seperti, Kareng Kidul, Kareng Lor, Sumberwetan, hingga Kedopok.
Bisa dikatakan daerah aliran sungai (DAS) Legundi di belahan selatan Kota Probolinggo ini langganan banjir. Banjir terbesar sebelumnya terjadi 2011 silam, pasca erupsi Gunung Bromo.
Pada 2011 lalu, selama hampir sepekan sejumlah kelurahan di belahan selatan Kota Probolinggo hampir setiap hari dilanda banjir bercampur pasir erupsi Gunung Bromo.
"Karena sebelumnya sungai Legundi langganan banjir apalagi saat ada erupsi Bromo. Kami bersama Provinsi Jawa Timur akan mencari langkah-langkah supaya bisa diantisipasi," kata Habib Hadi. Dikataakn Dinas PUPR dan Perkim Kota Probolinggo sudah menghubungi pihak provinsi yang membidangi sungai.
Sementara itu Kalaksa BPBD Kota Probolinggo, Sugito Prasetyo mengatakan, banjir di kawasan Jalan Profesor Hamka akibat hujan deras pada Jumat, 26 Februari 2021, sejak pukul 12.00-13.00. Diperkirakan banyak titik longsor di bantaran sungai yang arusnya semakin deras sekitar pukul 15.00.
Puncaknya, sekitar pukul 16.00 – 17.00 banjir semakin meninggi dengan membawa material bambu dan pepohonan di sejumlah jembatan di Pasar Wonoasih hingga jembatan di wilayah SPBU Sumber Wetan.
"Pepohonan yang hanyut itu menyangkut di sejumlah kaki jembatan. Karena material yang sudah menumpuk di sisi timur, maka air sungai meluber ke utara dan selatan jalan," kata Sugito.
Akibatnya, pemukiman warga sekitar 18 rumah di Jalan Alpukat RT 1 dan RT 2 RW 3, Kelurahan Kedopok dilanda banjir setinggi sekitar 1 meter. BPBD, Satpol PP, TNI, Polri, Tagana dan Dinas PUPR Perkim melakukan evakuasi dan mengangkat material menggunakan alat berat.
Ekskavator pun mengeruk material di jembatan sekitar Jalan Alpukat. Diperkirakan material banjir mencapai 15 truk di satu titik pembersihan.
Banjir juga menerjang jembatan darurat di depan bakal rumah sakit baru di Jalan Profesor Hamka. Jembatan yang biasa dilalui kendaraan proyek rumah sakit itu amblas dan hanya tersisa gorong-gorong betonnya.
Meski melanda sedikitnya empat kelurahan, namun BPBD melaporkan tidak ada korban jiwa dalam banjir bandang itu.
"Kami sempat mengirim perahu karet dan fiber untuk mengevakuasi warga di daerah yang agak dalam banjirnya, sekitar 2 meter. Ada warga yang sedang sakit dan hamil kami bawa ke Puskesmas Wonoasih," ujar Sugito.
Advertisement