Konsumsi Disinfektan Meningkat, Sungai Brantas Tercemar Klorin
Lembaga pemerhati lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) mengungkapkan bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Malang sudah tercemar klorin akibat pembuangan cairan disinfektan ke sungai.
Hal itu diketahui ketika pihak Ecoton menguji sampel air Sungai Brantas. Dari hasil uji sampel ditemukan kandungan klorin dari air Sungai DAS Brantas melebihi standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah sebesar 0,03 ppm (part per million).
Sedangkan kandungan klorin di Sungai Brantas ketika pengambilan sampel di aliran sungai Kali Brantas Malang yaitu Kelurahan Jodipan dan Kelurahan Kidul dalem, masing-masing tercatat sebesar 0,15 ppm.
"Kali Brantas Surabaya itu kan hampir hilirnya DAS Brantas dengan hulunya di Kali Brantas Malang. Ternyata, semakin ke hilir tingkat kadar klorinnya semakin tinggi," terang Peneliti Ecoton, Eka Clara Budiarti pada Selasa 21 Juli 2020.
Jika mengacu kepada standar baku mutu tingkat klorin yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 0,03 ppm, Clara menyebut kadar klorin di Sungai Brantas Malang naik lima kali lipat dari standar yang sudah ditetapkan.
"Seperti di dua titik di Malang, kadar klorinnya kan menunjukkan 0,15 ppm. Artinya ada lima kali peningkatan dari standar mutu yang ditetapkan pemerintah itu," ujarnya.
Tingginya kadar klorin di DAS Brantas Malang sebut Clara disebabkan oleh massifnya penggunaan cairan disinfektan oleh warga sekitar ketika pandemi Covid-19. Pasca digunakan, cairan disinfektan tersebut kemudian dibuang ke aliran sungai.
"Selama pandemi ini masyarakat banyak menggunakan disenfektan untuk memprotek diri dari virus corona. Tapi, cara penggunaannya itu banyak yang salah (dibuang langsung ke sungai) dan malah menyebabkan pencemaran," katanya.
Clara mengingatkan terkait bahayanya senyawa klorin apalagi dengan kadar yang tinggi, bukan saja terhadap keberlangsungan ekosistem di sungai seperti ikan, tapi juga terhadap kesehatan manusia. Karena, Sungai Brantas dimanfaatkan masyarakat untuk mandi dan mencuci pakaian.
"Klorin ini termasuk termasuk polutan yang berbahaya. Sehingga, ketika masuk ke dalam tubuh bisa menyebabkan diare, infeksi ringan ,atau gangguan lain hingga kanker," tuturnya.