Sumiyati, Pedagang Lumpia Lamongan Penjelajah Stadion antar Kota
Ada cerita tersisa dari laga Persela Lamongan vs Persikab putaran Liga 2 2022/2023 di Stadion Surajaya Lamongan, Minggu 4 September 202, malam. Ini adalah kisah pedagang lumpia penjelajah stadion antara kota.
Ia adalah Ibu Sumiyati. Perempuan 52 tahun ini salah satu dari ribuan orang Lamongan yang hadir di Stadion Surajaya. Ia sama sekali tidak menampakkan wajah sedih ketika Persela dikalahkan lawannya, Persikab Bandung, dengan skor 2-3.
Berbanding terbalik dengan ekspresi para suporter, Sumiyati justru riang. Dagangannya laris. Warga Desa Gembong, Kecamatan Babat, Lamongan itu sangat cekatan melayani suporter yang membeli lumpia.
"Alhamdulillah, rong tahun prei pandemi COVID-19. Onok bal-balan maneh ngene iki yo seneng. Iso dodolan maneh (Alhamdulillah, dua tahun libur karena pandemi COVID-19. Ada sepak bola lagi ya senang. Bisa jualan lagi)," ungkapnya kepada Ngopibareng.id.
Sumiyati biasa jualan berkeliling di sela barisan penonton sepak bola. Dia sempat jadi korban pandemi COVID-19. Sebab, regulasi PT LIB tidak mengizinkan penonton hadir di stadion saat laga sepak bola.
Padahal, kenang Sumiyati, sebagai pedagang lumpia selama puluhan tahun, dia mengais rezeki dari liga sepak bola nasional itu. Selama dua tahun pandemi COVID-19, ia tetap berdagang lumpia tapi pembelinya tak seramai saat berjualan di stadion.
"Dua tahun kemarin kan tidak bisa jualan ke mana-mana wong masyarakat dilarang kumpul. Saya hanya jualan di pasar saja tapi juga tidak ramai. Untuk bisa laku, saya lanjutkan keliling kampung. Tapi dagangan masih sisa. Kalau di stadion gini biasanya habis," terangnya.
Sumiyati mengatakan penghasilannya dari menjual lumpia sebesar Rp 300-400 ribu. Lumpianya tidak dibuat sendiri. Ia kulakan ke orang lain.
"Saya kulakan. Tidak bikin sendiri. Itu masih harus beli lombok dan daun bawang sendiri. Pokoke alhamdulillah bisa jualan lagi," imbuhnya.
Tapi, Sumiyati enggan menjawab berapa banyak lumpia yang sudah dijualnya selama laga Persela vs Persikab.
Jualan Antar Stadion
Sumiyati tidak hanya berjualan di Stadion Surajaya Lamongan. Ternyata, ia menjelajah ke beberapa stadion yang menggelar laga sepak bola Liga 1 dan 2. Seperti Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Gelora (GOR) Delta Sidoarjo, Stadion Brawijaya Kediri, Stadion Letjen Sudirman Bojonegoro hingga Stadion Bumi Wali Tuban
"Saya juga sering jualan lumpia di Stadion Semarang," sambungnya.
Ketika ditanya soal jadwal pertandingan sepak bola di stadion, Sumiyati mengatakan sekarang ini lebih mudah karena ada handphone. Kecanggihan teknologi ini berbeda dibanding lima sampai 10 tahun lalu.
"Biasanya ya dikasih tahu juragan. Tapi kalau pas bareng, ya tinggal tanya orang yang katanya lebih mudah tanya kepada Mbah Gugel (Google). Gampang sekarang ini, malah bisa cari nanti stadion mana yang bakal ramai penonton," ujarnya sembari tertawa.
Penjual lumpia sudah jadi bagian dari pertandingan sepak bola di stadion. Suporter yang lapar paling mudah mengganjal perutnya dengan makan gorengan isi sayur-sayuran dengan saus taucho plus cabai hijau kecil dan daun bawang.
Lumpia bisa dijadikan obat kebosanan atau perut lapar. Bahkan, kebanyakan para suporter yang langganan beli lumpia di stadion mengatakan "sepak bola tanpa lumpia tidak seru".