Pandemi, Suku Tengger Gelar Yadnya Kasada di Kawah Bromo
Masyarakat Suku Tengger di Kawasan Bromo-Tengger Semeru tetap menggelar ritual Yadnya Kasada di tengah pandemi covid-19. Namun, untuk tahun ini, ritual tersebut tidak buka untuk umum.
"Untuk tahun ini dibatasi hanya untuk masyarakat Tengger saja," ujar Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TNBTS), Sarif Hidayat, pada Kamis 11 Juni 2020.
Ia menjelaskan, alasan ritual Yadnya Kasada tetap digelar di tengah pandemi covid-19 karena ritual tersebut memang selalu diadakan oleh masyarakat Tengger setiap tahun.
"Prinsipnya TNBTS mendukung acara dimaksud dan akan membantu optimal dalam pelaksanaanya, sebagai bagian dari 10 cara baru kelola kawasan konservasi yaitu penghormatan nilai budaya dan adat," terangnya.
Sebelumnya, TNBTS telah menggelar rapat bersama perwakilan masyarakat Suku Tengger, Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo beserta instansi terkait lainnya, pada Rabu 10 Juni 2020. Hasilnya, ritual Yadnya Kasada tetap dilaksanakan dengan memenuhi protokol kesehatan covid-19.
Pelaksanaan protokol kesehatan tersebut dilakukan dengan cara meniadakan beberapa prosesi dalam ritual, seperti kegiatan pengukuhan di Pendopo Agung, di kaki Gunung Bromo.
Lalu pengawasan naik ke kawah Bromo akan diperketat dengan membentuk beberapa cek poin di daerah tersebut. "Khusus masyarakat lokal dipersilakan naik dengan syarat menunjukkan KTP dengan alamat lokal Bromo," jelas Sarif.
Ritual Yadnya Kasada sendiri bakal digelar pada 6 sampai 7 Juli 2020. Bagi Suku Tengger, Hari Raya Yadnya Kasada adalah sebuah hari upacara sesembahan berupa sesajen kepada Sang Hyang Widhi.
Setiap bulan Kasada hari-14 dalam Penanggalan Suku Tengger diadakan upacara sesembahan atau sesajen untuk Sang Hyang Widhi dan para leluhur, mengikuti legenda Rara Anteng (Putri Raja Majapahit) dan Jaka Seger (Putra Brahmana). Asal mula Suku Tengger sendiri diambil dari nama belakang kedua tokoh tersebut.