Suku Marind Anim Merauke Punya Pizza Seperti di Italia
Pizza. Siapa yang tidak kenal dengan kuliner asal Italia itu. Nah, Suku Marind Anim di Merauke rupanya juga punya kuliner serupa. Namanya Sagu Sef. Kalau ingin mencobanya, datang saja ke Festival Crossborder Sota, 14-16 Juni nanti.
Secara tampilan, Sagu Sef memang menyerupai pizza. Hanya saja, Sef berbahan sagu dan campurannya kelapa. Pada sisi atasnya ditaburi daging rusa dan ulat sagu.
Dengan memakai sagu sebagai bahan utama, beragam rempah dicampurkan dalam Sagu Sef. Komposisi rempahnya terdiri dari bawang merah, bawang putih, ketumbar, lada, dan garam secukupnya.
Rempah yang disiapkan dicampur semua. Bahan mentah Sagu Sef lalu dibungkus daun pisang. Proses memasaknya pun unik, yaitu dengan cara dibakar utuh.
Cara membakarnya menggunakan batu. Sebelum digunakan, batu-batu itu dibakar lebih dahulu hingga punya panas. Batu-batu tersebut lalu disusun sedemikian rupa hingga menutup seluruh pembungkus Sagu Sef.
Kalori yang dilepaskan batu itulah yang membuat Sagu Sef matang. Konsep memasak ini sebenarnya familiar sebagai bakar batu.
Alternatif cara masak juga dimiliki Sagu Sef. Bila tidak ada pemanggang batu, maka Bomi pun jadi. Bomi ini adalah rumah semut dan bisa dipakai sebagai tempat pembakarannya. P
sama, yaitu Bomi dipanaskan dengan cara dibakar. Bila panasnya maksimal, Bomi lalu diletakan di atas Sagu Sef. Ricky pun menambahkan, proses pemasakan dengan batu dan Bomi panas memberi cita rasa tersendiri.
Sagu Sef menjadi lebih nikmat dengan batu atau Bomi panas. Selain matang, metode ini memberikan sensasi lain. Rasanya menjadi lebih nikmat, lalu aromanya sangat khas. Yang jelas, sangat menggugah selera makan. Pokoknya saat berada di Festival Crossborder Sota, kuliner Sagu Sef tidak boleh terlewatkan.
Dengan keunikannya, Sagu Sef sejatinya hanya disajikan pada upacara adat Suku Marind Anim. Sagu Sef bahkan bisa bertahan hingga berminggu-minggu. Semakin sering dipanaskan, maka rasanya akan bertambah nikmat.
Buat masyarakat Papua, olahan Sagu memiliki filosofi besar. Secara garis besar, Sagu ini memenuhi 3 aspek kebutuhan manusia. Ada kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Artinya semua bagian tanaman Sagu memiliki fungsi vital. Akar pohon sagu bisa menjadi sumber air. Kulit tanaman sagu bisa dipakai sebagai alas rumah. Bagaimana isi batangya? Bagian inilah yang diolah menjadi Sagu.
Bagian lain dari pohon Sagu juga bisa memberikan manfaat. Dahan pohon Sagu itu bisa dibuat menjadi dinding rumah dan atap. Lebih lanjut, ampas Sagu ternyata masih bisa dikonsumsi. Bahkan, ulat sagu yang ada di dalamnya bisa dimakan dan jadi sumber protein luar biasa. (*/idi)