Sukses Muaythai Jatim Berkat Kekompakan dan Pembinaan yang On The Track
Muaythai Jawa Timur berjaya pada gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI 2024 Aceh-Sumatera Utara yang berlangsung di Bale Meuseuraya, Banda Aceh, 5-10 September 2024.
Pada PON kali ini, Jatim sukses menjadi juara umum dengan perolehan enam emas, sembilan perak dan tiga perunggu. Hasil tersebut meningkat tajam dari PON sebelumnya yang tanpa medali emas.
Keberhasilan tersebut membuat Bale Meuseuraya bergemuruh dengan yel-yel ‘Jawa Timur’ yang diteriakkan oleh suporter Jatim yang berada di pinggir lapangan. Puncaknya, Baso Juherman sebagai Ketua Muaythai Indonesia (MI) Jatim dikalungkan 18 medali oleh para atlet peraih medali.
Hasil tersebut membayar segala jerih payah seluruhnya dalam merealisasi target tampil sebagai juara umum PON. Khususnya, atlet dan pelatih yang merelakan waktu dan tenaganya.
“Alhamdulillah meskipun target saya tujuh emas tapi ternyata hanya dapat enam emas kami syukuri, karena di Papua sama sekali tidak dapat emas," ungkap Baso.
Buah Kekompakan
Keberhasilan ini tak lepas dari kekompakan seluruh jajaran pengurus dan pelatih. Utamanya pelatih karena jumlahnya cukup banyak dan dari berbagai daerah untuk mempersiapkan atlet Jatim.
Ia mengatakan, kekompakan pelatih penting agar program latihan bisa terlaksana dengan baik. Sebab, biasanya pelatih masih membawa daerah masing-masing sehingga persaingan itu merusak tim.
"Dengan kekompakan mereka, tim ini tidak melihat asal dari mana tapi menjalankan bersama-sama. Di situlah keberhasilan Muaythai Jatim karena mereka saling mengisi, saling mengoreksi kekurangan dan kelebihannya," ungkap Baso.
Konsisten Perbanyak Kompetisi
Tak hanya kompak, Muaythai Jatim juga konsisten melakukan pembinaan dengan baik. Program promosi degradasi terus dilakukan untuk mencari atlet-atlet terbaik.
Salah satu wadahnya adalah melalui Liga Muaythai yang digelar rutin setiap bulan sejak awal tahun 2023 lalu. Hadirnya liga ini membuat pembinaan di daerah ikut menggeliat.
Bahkan, tak hanya atlet murni awalnya muaythai tapi juga ada yang dari tinju, wushu, pencak silat, hingga pencak dor.
"Dulu banyak talenta bagus tapi sepertinya tidak tersaring sehingga banyak atlet diambil daerah lain. Dengan banyaknya kompetisi dan turnamen sehingga terseleksi atlet yang bisa kita pilih sehingga ada promosi dan degradasi. Juara ini rata-rata jebolan liga dan pendatang baru semua," pungkasnya.