Sukses Kembangkan Kopi, Pasuruan Raih Penghargaan dari Kementan
Keberhasilan Bupati Pasuruan, HM Irsyad Yusuf dalam mengembangkan produk perkebunan, khususnya kopi, mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat.
Dirjen Perkebunan Kementrian Pertanian RI, Kasdi Subagyono memberikan penghargaan kepada Bupati Irsyad Yusuf atas komitmen tinggi dalam upaya pengembangan Hilirisasi dan Kewirausahaan Bidang Perkebunan.
Penghargaan tersebut digelar di sela-sela acara Puncak Peringatan Hari Perkebunan k0e 62 tahun 2019, di Kampus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), Malang, kemarin.
Menurut Bupati Irsyad, prospek perkebunan di Kabupaten Pasuruan, utamanya kopi, sangat menjanjikan. Total ada 8 kecamatan penghasil kopi, yaitu Kecamatan Purwodadi, Purwosari, Prigen, Tosari, Tutur, Lumbang, Puspo dan Pasrepan.
Seluruh kecamatan tersebut memiliki kekhasan tersendiri, baik jenis robusta maupun Arabica. Maka dari itu, dilaunchinglah KAPITEN (Kopi Asli Kabupaten) sebagai brand kopi Kabupaten Pasuruan, sejak 2015 lalu.
"Saya menyadari betul bahwa banyak wilayah di Kabupaten Pasuruan yang bisa ditanami kopi dan hasilnya luar biasa. Dari semua wilayah pegunungan, kita kembangkan perkebunan kopi dengan bantuan bibit, alat perkebunan sampai pelatihan, semuanya untuk mengembangkan kopi kita, yakni Kapiten," katanya.
Dijelaskan Irsyad, tanaman kopi di Kabupaten Pasuruan tumbuh dan berkembang di dataran tinggi. Untuk kopi Robusta ditanam pada ketinggian 400-800m dpl. Sedangkan jenis Arabica ditanam pada ketinggian 700-1500 m dpl. Sedangkan produksi kopi di Kabupaten Pasuruan mampu menghasilkan 1.355,55 ton kopi ose dengan rata-rata per hektar mencapai 713,75 kg.
"Kita punya nama-nama merk kopi yang merupakan produk kapiten dan sudah dipatenkan. Seperti seperti Kopi Joss dari Tutur, Kopi Arjuna Semar dari Purwodadi dan Kopi Ledug dari Prigen. Ada juga merk lain seperti Kopi Suwuk, Kopi Lanang, Kopi Tunas Sari, Kopi Pak Tani, Kopi Lesung, Bon Jawi Coffee, Kopi Sumadi. Semua merk kopi ini berani bersaing dengan kopi lain," katanya.
Lebih lanjut, Irsyad menegaskan, untuk bisa menjadikan Kapiten sebagai branding kopi khas daerah, semua elemen masyarakat dilibatkan, baik hulu maupun hilir.
Untuk hulu, SDM (sumber daya manusia) petani terus ditingkatkan melalui sosialisasi, fasilitasi sampai pelatihan secara berkelanjutan. Seluruh skil drilling tersebut meliputi pengetahuan seputar bibit, obat, cara tanam, pengolahan dan sebagainya.
Sedangkan di hilir adalah kegiatan pasca panen, termasuk bagaimana strategi marketing (pemasaran) agar Kapiten semakin dikenal luas. Kata Bupati Irsyad, antara hulu dan hilir harus terus terintegrasi sampai terwujud sebuah brand produk local yang menjadikan daerah dikenal akan produk tersebut.
"Pertanian tidak bisa berdiri sendiri. Termasuk dalam hal pemasaran. Mau dijual ke mana kopi kita, semua harus dipikirkan. Ada sektor perbankan, UMKM, koperasi, industry atau perusahaan yang bisa kita gandeng untuk membantu marketing. Tapi semua dengan syarat, kopi kita enak dan packaging nya juga bagus, dan hasilnya seperti sekarang, sukses," katanya.
Ke depan, KAPITEN bersama dengan produk perkebunan lainnya akan terus diperbarui. Baik dalam hal kemasan, cita rasa sampai cara promosi.
"Yang jadi endingnya, bukan kopi lagi, tapi cinderamata. Setiap tamu dari luar Pasuruan, kita suguhkan Kapiten sebagai oleh-oleh. Kita ajak ke kebun kopi. Kita kenalkan bahwa Kapiten pernah ikut dalam pameran kopi internasional dan pernah jadi juara untuk kategori cita rasa terbaik tahun 2016 lalu. Inilah bukti keseriusan kita," katanya. (sumber www.pasuruankab.go.id)