Petani Genteng Apresiasi Program Pertanian terdahulu, Dukung Ipuk Lanjutkan Pimpin Banyuwangi
Calon Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani bertemu dengan petani di wilayah Kecamatan Genteng. Ipuk berbincang dan mendengarkan aspirasi para petani. Para petani mendukung Ipuk untuk kembali memimpin Banyuwangi dengan kembali terpilih pada Pilkada 2024.
Selama 3,5 tahun menjadi Bupati Banyuwangi ipuk telah menggulirkan berbagai program dan inovasi di sektor pertanian. Program tersebut telah banyak dirasakan manfaatnya oleh para petani. Karena itu para petani menginginkan program-program tersebut terus dilanjutkan.
Petani asal Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Arif Afandi, menyebut program pupuk organik cair (POC) yang salurkan melalui Dinas Pertanian telah membantu petani di tengah berkurangnya kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat. Berkurangnya pupuk subsidi tidak hanya terjadi di Banyuwangi, namun di seluruh Indonesia.
“Pupuk organik benar-benar membantu membuat tanah kami jadi lebih subur, dan panennya juga makin bagus,” jelasnya saat bertemu Ipuk di area lahan pertaniannya, Kamis, 31 Oktober 2024.
Selama ini Ipuk menggelontorkan bantuan POC pada kelompok tani di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Rata-rata tiap tahun dianggarkan Rp15 miliar untuk penyaluran pupuk organik cair. Ipuk juga selalu mendorong petani menggunakan sistem pertanian organik.
Saat ini terdapat Rumah Layanan Pupuk Alternatif (RUPA) di tiap kecamatan untuk mendorong kelompok tani memproduksi pupuk organik sendiri. Kini telah banyak kelompok tani yang memproduksi pupuk organik sendiri, dengan memanfaatkan limbah organik yang ada di lingkungan sekitar. Ada yang berhasil memproduksi pupuk Nitrogen Pospor Kalium (NPeK) cair yang berasal dari limbah dapur, seperti kulit nanas, kulit kacang kedelai, dan lainnya.
Ada pula yang membuat pupuk organik dengan memanfaatkan kotoran hewan ternak menjadi biogas dan slurry (pupuk organik cair). Dengan cara ini limbah dari peternakan menjadi nol persen. Tidak hanya menjadi pupuk organik, biogas dimanfaatkan menjadi bahan bakar pengganti LPG untuk memasak dan kebutuhan penerangan.
Banyuwangi juga menerapkan pertanian presisi dengan memberikan layanan uji tanah untuk pemupukan tepat dosis berbasis internet of things (IoT). Layanan uji kualitas tanah tersebut menggunakan alat uji tanah, Jinawi. Alat ini merupakan sistem pintar rekomendasi pemupukan berbasis IoT. Alat ini mampu melihat kualitas unsur hara makro di dalam tanah secara cepat dan real time, seperti unsur Nitrogen (N), forfor (P), Kalium (K), serta pH tanah.
Program Ipuk di sektor pertanian yang juga sangat bermanfaat, adalah pembangunan Rubuha (rumah burung hantu) di persawahan milik petani. Rumah burung hantu ini membantu petani mengendalikan hama tikus di sawah mereka. “Ditambah adanya Rubuha ini, hasil panen kami juga makin bertambah, karena hama tikus bisa ditekan,” katanya.
Petani lain, Fahrurozi, menambahkan, program bantuan bibit juga sudah banyak diterima petani. "Program Bu Ipuk benar-benar kami rasakan. Kami berharap semua program dapat dilanjutkan dan terus ditingkatkan," ungkapnya.
Sebagai calon petahana, Ipuk menegaskan sektor pertanian menjadi salah satu program prioritasnya. Ia juga mengapresiasi para petani yang telah bekerja keras hingga Banyuwangi mampu menjadi salah satu daerah lumbung pangan nasional. “Sektor pertanian adalah salah satu program prioritas kami. Alhamdulillah, berkat kerja para petani, Banyuwangi setiap tahun selalu surplus hasil pertanian,” tutur Ipuk.
Ipuk berkomitmen untuk terus mendukung program-program pro-petani agar kesejahteraan mereka semakin meningkat. Ke depan, kata Dia, program-program yang mendukung petani akan terus digalakkan. “Kami ingin para petani di Banyuwangi mendapatkan dukungan penuh agar hasil panen lebih baik dan kesejahteraan meningkat,” pungkasnya.
Advertisement