Sukses Capai Target di Pra PON, FPTI Jatim Tetap Lakukan Evaluasi
FPTI Jatim sukses dalam gelaran Pra PON XX zona II Panjat Tebing di Surabaya selama lima hari. Berdasarkan klasemen perolehan medali, mereka berhasil memimpin hingga hari terakhir, Selasa 1 Oktober 2019.
Ketua Umum FPTI Jatim, Danu Iswara mengatakan sudah memenuhi target awal untuk mengisi kuota atlet, yang nantinya akan dipertandingkan di PON 2020 di Papua.
"Kalau target kami dari awal targetnya ingin kuota dulu. Nah dengan ekspektasi, kita bisa dapat sampai 9 medali emas. Hari terakhir (Selasa, 1 Oktober) nomor commbined putri juga dapat emas juga," kata Danu, Rabu 2 Oktober 2019.
Danu juga menyampaikan, sebetulnya Pra PON tidak bisa jadi patokan, karena di panjat tebing kuotanya dilihat nama. Jadi ia mengambil contoh satu orang yang menempati posisi satu sampai tiga akan berebut pagi dengan 60 atlet lagi. Sebab ini baru di Zona II.
Menurut Danu, ada 60 kuota dari 120 yang diperebutka. Rinciannya 30 untuk putra dan 30 putri. Untuk masuk kuota di nomor perorangan, menurut Danu akan lebih berat, lantaran sulit dalam segi persaingan.
"Semua daerah mengatur strategi. Serta banyak pergantian pemain, otomatis di setiap nomor belum tentu ada atlet terbaik," tambah dia.
Di sisi lain, ketika ditanya mengenai apakah dari Pra PON ini kuota atlet Panjat Tebing Jatim sudah terpenuhi? Danu menjelaskan, bahwa sudah terpenuhi. Karena slot atlet tak terlalu banyak.
"Kalau kuota di Jawa Timur kelihatannya kita full, dari 8 atlet putra dan 7 orang atlet putri. Sebetulnya kita kan cuma 7 orang tidak 8," imbuh Danu.
Sementara itu, meski bisa dibilang sudah memenuhi kuota. Danu masih merasa belum puas dengan performa atletnya. Lantaran masih banyak yang harus ia benahi sebelum nantinya berlanjut di PON.
"Kalau kita melihat daerah lain, ya ini ada 60% kekuatan daerah lain terutama di beregu, karena semua daerah pasti menaruh atlet terbaiknya. Di nomor beregu kuota bisa dapat langsung banyak," ujar dia.
Di nomor commbined, Danu juga masih merasa atletnya banyak yang kelelahan. Hal ini tentu menjadi catatannya agar lebih menggembleng untuk bisa staminanya terjaga.
"Di nomor combined semua atlet di hari terakhir memang terlihat kelelahan. Jadi pengambilan keputusannya jadi agak beda," ungkapnya.