Sukses Aprilia, Buah Kesabaran dan Dedikasi Tinggi
Kiprah Aprilia Racing tahun ini sangat mencengangkan. Hingga putaran 11 MotoGP 2022 ini, Aprilia sudah banyak menorehkan prestasi.
Bertengger di peringkat satu klasemen tim. Lantas berada di peringkat tiga klasemen konstruktor. Di belakang Ducati dan Yamaha. Dan jauh di atas KTM, Honda, Suzuki.
Menempatkan pembalapnya, Aleix Espargaro di peringkat kedua klasemen pembalap. Berada di belakang sang juara dunia, Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).
Semua hasil brilian tahun ini tidak lepas dari menejemen yang solid. Dan semua ini bukan seperti membalikkan telapak tangan. Melainkan sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari. Saat ini mulai menuai hasilnya.
Ini merupakan buah dari kerja keras sekaligus kesabaran dan dedikasi Piaggio Group (perusahaan induk Aprilia) selama bertahun-tahun.
“Proyek teknis di MotoGP ini merupakan pengembangan dari program di Superbike yang terbukti sukses,” kata Claudio Lombardi, salah satu insinyur perancang mesin V4 Aprilia yang mendominasi World Superbike (WSBK) pada era 2010-an.
Aprilia turun di WSBK dalam tiga periode, yakni 1999-2003, 2009-2018, dan 2020 (terakhir tidak resmi sebagai tim pabrikan). Mereka berhasil memenangi empat gelar juara dunia pabrikan (2010, 2012, 2013, 2014) plus tiga pembalap.
Max Biaggi menjadi juara dunia pada 2010 dan mengulanginya pada 2012 di atas Aprilia RSV4 1000. Gelar ketiga direbut Sylvain Guintoli pada 2014.
Seperti Ducati, untuk MotoGP, para insinyur di Noale mengadopsi mesin Aprilia Racing V4 “stretto” (bersudut sempit, hanya 75°) 1.000cc 4-langkah DOHC 4 katup dengan diameter silinder 81 mm, counter-rotating crankshaft, serta berpendingin cairan.
“Dengan memilih mesin dan setting model ini, Anda memang akan kehilangan beberapa tenaga kuda saat start. Namun, itu akan ditutup oleh rangka yang kecil namun efisien,” ujar Lombardi, insinyur yang bekerja untuk Aprilia antara 2000 sampai 2010.
“Sebagai tambahan, distribusi pneumatis juga sudah menjadi proyek lama Aprilia dan kini tinggal menyempurnakan setelannya saja,” ucap Lombardi tentang mesin yang dipakai untuk Aprilia RS-GP geberan Espargaro dan Maverick Vinales
Selain dari sisi teknis mesin, menejemen yang solid juga membawa pengaruh baik terhadap Aprilia secara keseluruhan.
Lombardi menjelaskan, di balik kunci sukses Aprilia di musim MotoGP tahun ini adalah CEO Piaggio & C. S.p.A. Roberto Colaninno dan seluruh jajaran atas manajemen. Mereka selalu percaya dengan kemampuan para teknisi dan staf.
“Keputusan mendatangkan Massimo Rivola (Direktur Sport Aprilia MotoGP) juga sangat tepat. Segudang pengalaman di Ferrari membuatnya mampu meningkatkan kualitas seluruh organisasi tim secara signifikan,” tutup Lombardi.