Sukmawati Soekarnoputri: Saya Malu Jadi Bangsa Indonesia
Jakarta: Bangsa Indonesia sekarang ini sama sekali tidak membanggakan. Beda dengan jaman dulu ketika bangsa ini masih dipimpin Soekarno. Yang mengatakan ini adalah Sukmawati Soekarnoputri, anak Proklamator RI Bung Karno, pada acara silaturahmi dan halal bihalal di kediaman budayawan Erros Djarot hari Minggu (23/7) malam.
“Dahulu di jaman Bung Karno saya bangga menjadi bangsa Indonesia. Kalau sekarang, terus terang saja dalam hal apapun memalukan. Dalam hal politik memalukan. Dalam hal ekonomi juga memalukan. Apalagi dalam hal olahraga, terutama yang mencolok adalah bidang bulutangkis dan sepak bola, sangat memalukan,” kata Sukmawati.
“Saya selalu membandingkan diri kita dengan negara-negara Asia.Tidak perlu jauh ke Eropa. Dengan India dan China, teknologi kita jauh di belakang. Dengan Thailand saja, kita kalah segalanya. Mumpung di sini ada beberapa orang film seperti Erros Djarot, Slamet Rahardjo, Christine Hakim dan Marcela Zalianty, coba deh tengoklah film produksi Thailand, kita kalah jauh,” tambahnya.
Waktu Erros membuat Cut Nyak Dhien, Slamet Rahardjo dan Christine Hakim main film Cinta Pertama, apakah kita pernah melihat film buatan Thailand? “Tidak ada film Thailand waktu itu. Tapi sekarang, lihatlah film Thailand dan bandingkan dengan film kita, sungguh kita jauh di belakang Thailand. Jangan membandingkan dengan film India yang sudah maju, bandingkan saja dengan Thailand,” kata Sukmawati.
Di bidang politik internasional, apa yang kita lakukan, tanyanya. “Dahulu bangsa Indonesia menjadi mercu suar di Asia. Kita menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, kita mendapat perhatian dunia. Sekarang apa? Saya sekali lagi malu jadi bangsa Indonesia,” kata Sukmawati.
Sukmawati lahir tahun 1951, dari pasangan Soekarno-Fatmawati. Dia anak nomer empat, adik dari Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri dan Rachmawati Soekarnoputri. Ketiga putri Bung Karno ini masing-masing mendirikan partai. Megawati mendirikan Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan, Rachmawati membuat Partai Pelopor sedang Sukmawati mendirikan PNI Marhaenisme.
Dari ketiga partai yang didirikan tiga putri Bung Karno itu, hanya PDI-P Perjuangan yang masih ada bahkan kembali memenangkan Pemilu 2014. (nis)