Suka Mencari-cari Aib dan Kesalahan, Begini Akibatnya
Era Revolusi Informasi saat ini, banyak orang bisa dengan mudah terlibat dalam alur bicara. Melalui media sosial, misalnya. Sayangnya, dengan teknologi informasi yang canggih itu, malah merupakan lahan subur bagi munculnya hoaks, berita bohong dan penuh fitnah.
Yang disayangkan, banyak juga penceramah agama mencari-cari kesalahan golongan lain, karena perbedaan khilafiyah (pemahaman dalam melaksanakan praktik agama). Sehingga, mereka inilah yang bikin gaduh dalam masyarakat.
Di sinilah, Habib Luthfi bin Yahya pernah mengingatkan agar para juru dakwah lebih mengedepankan masalah akidah. Sehingga, menghindari masalah perbedaan yang sifatnya, ranting dalam beribadah, seperti masalah hukum merokok, hukum membaca Surat Yasin, Tahlil, dan lainnya.
Kisah-kisah masa lalu, pada zaman kehidupan Rasulullah Muhammad Saw, menjadi pelajaran penting. Dalam kaitan ini, di masa awal Islam telah memberikan pelajaran bagi kita bersama untuk menjadi "pengilon" dan diambil hikmahnya. Seperti kisah berikut:
Alkisah Syu'aib al Huraifisy berkata, "dari 'Abdullah bin Ahmad al Muadzdzin berkata, "ketika kami sedang thawaf di sekitar ka'bah, ada seorang lelaki yang bergelantungan pada kelambu ka'bah dia berdoa ('Ya Allah wafatkan kami dalam keadaan Islam') dia tidak menambah apapun dalam doanya."
Lalu saya bertanya, "Kenapa kamu tidak menambah sesuatu dalam doamu?"
Dia menjawab, "Andai kamu mengerti apa yang saya alami, pasti kamu tidak akan bertanya."
Saya bertanya lagi padanya, "Apa yang kamu alami ?"
Dia bercerita, "Saya punya dua saudara, yang tertua menjadi muadzdzin selama 40 tahun, ketika dia sekarat, dia meminta Al-Quran, kami mengira dia ingin mengharap barakahnya atau mau membacanya beberapa ayat, lalu dia mengambil Al-Quran dengan tangannya dan minta disaksikan pada orang yang hadir pada waktu itu, bahwa dia sudah bebas dari Al-Quran, dia berpindah agama dan meninggal dengan beragama Nasrani. Setelah dia dikubur saudaraku yang kedua yang menjadi muadzdzin selama 30 tahun, nasibnya pun sama dengan yang tertua (mati beragama Nasrani). Semoga kami diselamatkan oleh ALLAH dari tipu dayaNya, saya takut nasibku seperti saudara-saudaraku. Dan saya berdoa agar Allah menjaga agamaku."
Saya bertanya, "Apa dosa yang dilakukan saudaramu itu ?"
Dia menjawab, "Mereka selalu mencari dan meneliti kesalahan dan aib orang lain".
Na'udzubillah. (AbiAhmad Husain Shihab)