Sudah Vaksin Masih Kena Covid-19? Wacana Booster Menguat
Temuan tenaga kesehatan dan penduduk yang telah divaksin dua kali, namun masih terinfeksi Covid-19 dengan gejala, menguatkan wacana booster vaksin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebut berencana membahas booster vaksin, sedangkan Kementerian Kesehatan Indonesia masih menunggu uji klinis tim khusus, tuntas.
Apa Itu Booster?
Istilah booster cukup umum dikenal dalam vaksinasi apapun. Umumnya ada dua jenis dosis vaksin, yaitu dosis vaksin primer dan dosis vaksin penguat atau booster. Melalui penelitian panjang, diketahui ada vaksin yang dosis primernya harus diberikan dua kali, ada pula yang cukup satu kali seumur hidup, dilansir dari parenting.co.id.
Sejumlah vaksin juga membutuhkan booster atau dosis penguat, sebab proteksinya menurun dalam jangka waktu tertentu. Vaksin booster dibutuhkan untuk meningkatkan kembali perlindungan vaksin.
Berbeda dengan vaksin primer, vaksin booster bersifat pilihan dan boleh tidak diberikan. Namun pakar kesehatan cenderung mendorong penggunaan vaksin booster untuk perlindungan maksimal.
WHO Bahas Vaksin Booster Covid-19
Dalam dokuman internal WHO, organisasi ini memperkirakan jika kelompok rentan perlu mendapatkan vaksin booster untuk Covid-19. Dalam dokumen yang dikutip Reuters, WHO menyebut jika suntikan booster tahunan ditujukan untuk individu berisiko tinggi, sedangkan suntikan booster dua tahunan diberikan untuk masyarakat umum.
Dokumen bertanggal 8 Juni, rencananya akan dibahas dalam pertemuan Gavi, skema multilateral untuk pengadaan vaksin dalam Covax, dikutip dari cnnindonesia.com.
Meski demikian dokumen itu tidak menuliskan bagaimana kesimpulan ini dicapai, tetapi menekankan bahwa varian baru akan terus muncul dan vaksin akan diperbarui secara berkala untuk menjawab ancaman ini.
Namun, WHO menolak untuk memberikan komentar atas dokumen tentang booster tersebut.
Sikap Kemenkes RI atas Vaksin Booster
Kementerian Kesehatan Indonesia juga bersikap atas wacana vaksin booster ini. Booster sendiri dapat berbentuk suntikan kedua dengan jenis berbeda, suntikan ketiga setelah dosis lengkap, atau vaksin reguler tiap tahun untuk memperkuat kekebalan tubuh.
Untuk memberikan booster, Kemenkes sedang menunggu uji klinis tahap 3 tuntas dilakukan oleh sejumlah produsen vaksin yang sedang mengurus proses edar di Indonesia.
“Artinya harus selesai dulu uji kinis tahap 3 yang sedang dilakukan para produsen vaksin ya," ujar Juru Bicara Vaksinasi dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, dikutip Minggu, 27 Juni 2021.
Menurutnya, uji klinis tahap 3 kini sedang dilakukan oleh tim dari Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Salah satu yang diteliti adalah pengujian tentang berapa lama antibodi yang dibentuk vaksin bertahan dalam tubuh. Nantinya, kemenkes akan menggunakan hasil penelian tim tersebut, serta masukan dari WHO, untuk melaukikan booster vaksim Covid-19 atau tidak. (Cni/Par)
Advertisement