Sudah Hampir Sebulan Nelayan Lamongan Tak Melaut
Sudah hampir sebulan, musim angin barat menghentikan aktivitas nelayan Lamongan. Mereka tidak melaut, karena tidak ingin keselamatan jiwanya terancam.
Sebab, angin barat yang terjadi saat ini terlihat cukup ekstrem. Hembusan angin sangat kencang, hingga menimbulkan gelombang air laut tinggi.
"Bahkan seminggu ini ombak laut kadang mencapai tiga meter lebih. Siapa yang berani, apalagi nelayan yang hanya menggunakan perahi kecil," tutur Ketua Rukun Nelayan (RN) Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Mukhlisin, Kamis 10 Maret 2022.
Ungkapan senada juga disampaikan Ketua RN Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, Nur Wakid, bahwa kondisi angin barat ini yang kini terjadi semakin memberatkan perekonomian nelayan.
Selama tidak melaut, otomatis mereka tidak berpenghasilan. Sedang tuntutan dapur harus tetap ngebul. Tidak heran, demi memenuhi tuntutan itu banyak beralih profesi sementara.
"Ada yang kuli bangunan atau ngojek. Yang penting dapat untuk uang. Angin barat ini terjadi duan kali ini. Awal Januari lalu juga memaksa nelayan nganggur," jelasnya.
Namun, lanjut Mukhlisin lagi, ada juga nelayan yang masih nekat melaut. Tapi, sangat jarang. Lebih banyak yang memilih kegiatan memperbaiki kapal atau jaring dan alat tangkap lainnya.
Lantas, kondisi ini sampai kapan? Mukhlisin tidak bisa memastikan. Alasannya musim sekarang sulit ditebak. Selama ini nelayan hanya mengandalkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Nelayan baru berangkat miyang (melaut) kalau cuaca benar-benar kondusif. Dan kabar itu selalu kita tunggu dari BMKG. Kita setiap hari mendapatkan informasi itu. Begitu BMKG menyampaikan kabar cuaca baik, nelayan langsung berangkat miyang dan sebaliknya," pungkasnya.