Sudah Ada Rekom dari Unair, PSBB Surabaya Raya Diperpanjang?
Tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair), sudah merekomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim), untuk memperpanjang masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Surabaya Raya hingga 28 hari.
Namun, rekomendasi itu belum sepenuhnya diputuskan oleh Pemprov Jatim. Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Heru Tjahjono mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memutuskan apakah PSBB di Surabaya Raya akan diperpanjang atau tidak.
Heru mengatakan, sejak pertama kali PSBB diterapkan di Surabaya Raya pada 28 April lalu, pihaknya sudah terus melakukan evaluasi dan observasi data-data eksisting yang diterapkan di lapangan.
"Berdasarkan data dan kurva kasus Covid-19 yang dikumpulkan oleh Pemprov Jatim bekerjasama dengan FKM Unair diperoleh angka penularan di Surabaya Raya masih belum stabil. Terkadang landai, terkadang tinggi, terkadang pula menurun," terangnya, Jumat 8 Mei 2020 di Gedung Negara Grahadi.
Heru menyatakan akan terus berkoordinasi dengan seluruh pihak di Provinsi Jawa Timur. Utamanya tiga daerah yakni Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Gresik serta tak lupa dengan tim dari BNPB pusat terkait penerapan PSBB Surabaya Raya.
"Kurvanya belum stabil. Oleh sebab itu, kami belum bisa umumkam perpanjamgan PSBB ini. Namun dari data ini, ya memang dimungkinkan (perpanjangan PSBB). Untuk keputusannya, nanti kami akan lakukan koordinasi dengan BNPB, untuk melakukan rapat terkait data ini. Kami akan terus lakukan observasi. Bahkan bisa hingga H-1 waktu tenggat PSBB," kata Heru.
Bahkan, observasi yang dilakukan oleh Pemprov Jatim tidak hanya berhenti pada hari ini saja. Namun bisa berlanjut hingga H-1 atau H-2 selesainya penerapan PSBB. Sehingga keputusan untuk memperpanjang PSBB, bisa saja diambil ketika PSBB jilid pertama sudah selesai.
Kembali Heru mengingatkan bahwa, sebenarnya pelaksanaan PSBB ini adalah salah satu upaya pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memberikan pembatasan terhadap kegiatan warga. Sehingga warga tidak mudah tertular virus corona.
"Mau diperpanjang atau tidaknya PSBB di Kota Surabaya tidak akan berpengaruh besar apabila warga tidak memiliki kepedulian terhadap dirinya dan lingkungannya," tutur Heru.
Menurut dia, PSBB bisa saja berhenti maupun diperpanjang. Namun apabila ingin mendapatkan hasil yang baik maka warga harus disiplin untuk melaksanakan aturan PSBB tersebut.
"Jadi, tanpa dilakukan secara disiplim. Maka kita akan dapat kurva yang baik. Oleh sebab itu, sekali lagi bahwa pergerakan manusia ini yang terpenting harus tetap ditaati aturannya. kita harus tetap jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan. Nah yang terakhir ini penting. Tetap di rumah saja. artinya apa? ya mengurangi pergerakan manusia itu," pesan Heru.
Dia memastikan, masyarakat Surabaya Raya tak usah khawatir PSBB diperpanjang. Saat ini, pihaknya akan terus berkoordinasi, baik buruknya perpanjangan PSBB. Termasuk terkait dengan hasil data, kurva, dan juga keselarasan PSBB Surabaya Raya dengan pengajuan PSBB di Malang Raya.
"Kita belum tahu datanya bagaimana. kemungkinan kalau datanya besok atau malam hari kemudian drastis, ya kemungkinan PSBB bisa diperpanjang. Tapi sekali lagi, kami belum memutuskan untuk memperpanjang PSBB Surabaya Raya. Tapi memang PSBB ini dimungkinkan untuk diperpanjang, termasuk pula terkait keserasian dengan pengajuan PSBB wilayah Malang Raya," ujar Heru.