3.000 SMK Daftar Program Pusat Keunggulan
SMK Pusat Keunggulan yang menjadi andalan Program Merdeka Belajar ke-8, bertujuan untuk menjadikan Sekolah Menengah Kejuruan mampu mencapai standar dunia kerja.
SMK Pusat Keunggulan merupakan tempat bersama, bukan lembaga pendidikan eksklusif. Dengan begitu, jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha setelah lulus jumlahnya terus meningkat, tidak ada yang menganggur.
Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto menjalaskan, latar latar belakang SMK Pusat Keunggulan pada bincang pendidikan secara virtual, Sabtu 20 Maret 2021
Menurut Wikan, selama ini Indonesia menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan SMK terkait pemenuhan kebutuhan tenaga kerja. Untuk itu, diperlukan adanya solusi yang komprehensif untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.
Pada 2019, Kemendikbud memulai transformasi pengembangan SMK, yakni program Revitalisasi SMK yang ditujukan ke 300 sekolah. Fokusnya pada peningkatan mutu dan kualitas sarana dan prasarana pembelajaran sesuai dengan standar dunia kerja.
Lalu pada 2020, terdapat program SMK Center of Excellence (CoE) yang menyasar 491 sekolah dan 4.586 guru serta kepala sekolah dengan fokus pada pengembangan peningkatan pembelajaran dunia kerja, kompetensi guru, dan kepala SMK, serta sarana dan prasarana.
Kemudian, pada 2021 ini, untuk menjawab tantangan dan menyempurnakan program sebelumnya, Kemendikbud meluncurkan program SMK Pusat Keunggulan. Program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang terserap di dunia kerja atau menjadi wirausaha melalui keselarasan pendidikan vokasi yang mendalam dan menyeluruh dengan dunia kerja. Sekolah yang terpilih dalam program SMK Pusat Keunggulan diharapkan menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya.
“Jadi, tidak sekadar MoU tanda tangan, foto-foto, masuk koran, namun mencakup seluruh unsur 8+i sehingga pendidikan vokasi benar-benar menikah dengan industri,” ujar Wikan Sakarinto.
Wikan menuturkan bahwa fokus program SMK Pusat Keunggulan adalah penguatan SDM, yaitu penguatan kepala sekolah, pengawas sekolah, dan guru. “Penguatan ini diberikan melalui program pelatihan dan pendampingan intensif untuk mewujudkan manajemen dan pembelajaran berbasis dunia kerja.
Inovasi dari program SMK Pusat Keunggulan adalah adanya pendampingan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi akan terlibat dan berperan sebagai kakak pendamping.
Misalnya, dijelaskan Wikan, perguruan tinggi dengan pengalaman, rekam jejak, dan jejaring yang baik dengan dunia kerja dapat membantu mempercepat akses SMK untuk bermitra dengan dunia kerja. Perguruan tinggi juga dapat mendorong perbaikan kualitas dan kinerja SMK dalam perencanaan dan pengelolaan program.
Direktur Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), M. Bakrun melengkapi penjabaran Dirjen Diksi dengan mengatakan bahwa saat ini sudah ada 3.000 lebih SMK yang mendaftar. “Kita masih terus dalam proses seleksi secara transparan bersama akademisi dan forum rumah vokasi untuk membuat seleksi ini berjalan dengan baik,” katanya.
Program SMK Pusat Keunggulan mengusung semangat “Merdeka Belajar” berfokus pada penguatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta mendekatkan sektor pendidikan dengan dunia kerja profesional.
Program SMK Pusat Keunggulan memberikan jalan untuk dapat memerdekakan potensi guru, kepala sekolah, dan siswa, serta menciptakan ekosistem berkebinekaan yang berstandar global.
Merujuk catatan Dapodik, terdapat 190.842 perusahan/lembaga/instansi yang menjadi mitra SMK dengan 272.788 jalinan kerja sama antara SMK dan DUDI. Kerja sama tersebut terdiri dari 87 bidang usaha mitra industri SMK.
“Kemendikbud juga menginisiasi Rumah Vokasi yang beranggotakan asosiasi industri seperti Kadin, APINDO, FHCI, yang selama ini aktif kami libatkan dalam diskusi-diskusi pengembangan pendidikan vokasi, termasuk SMK,” tutur Bakrun.
Program SMK Pusat Keunggulan akan berjalan selama empat tahun untuk melihat perkembangan sesuai tahap-tahap yang telah direncanakan dalam desain program. Dalam kurun waktu tersebut, diharapkan sudah ada dampak yang bisa dilihat, terutama pada kualitas lulusan yang siap kerja sehingga dapat terserap ke industri maupun menjadi wirausaha.
“Kalau sekolahnya sudah bagus, bisa jadi tahun ini sudah masuk ke level tiga. Jadi, (program ini) ada empat level. Kalau sudah masuk kriteria yang sudah ditentukan, kira-kira itu pada tahu ketiga sampai empat tahun,” ungkap Bakrun.
SMK Pusat Keunggulan diharapkan mampu mengembangkan pendidikan kejuruan yang semakin relevan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat yang senantiasa berubah sesuai dengan perkembangan dunia usaha/industri dan menjadi pendukung kearifan/keunggulan lokal pada sektor pembangunan ekonomi tertentu atau mendukung kebijakan pemerintah dengan kekhususan lainnya, serta mampu mendukung proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
SMK yang menjadi CoE di tahun 2020, tahun ini akan diverifikasi ulang guna menentukan level mereka yang akan diakselerasikan sesuai ketentuan program SMK Program Keunggulan.
“Sejumlah 491 SMK CoE (tahun lalu) kami minta daftar ulang dan akan kami verifikasi untuk menentukan level berapa SMK tersebut. Tahun kemarin, fokus kamk terbatas pada sarana dan prasarana,” jelasnya.
“Untuk SMK yang masuk CoE tahun 2020, maka tahun ini kami beri bantuan bukan untuk fisik melainkan bantuan nonfisik yang mencakup pengembangan kerja sama dengan industri, menyelaraskan kurikulum, pembentukan karakter, pelatihan kepala sekolah, dan penguatan mindset kepemimpinan” lanjut M. Bakrun.
Program SMK Pusat Keunggulan memberikan bantuan berupa fisik dan nonfisik. Bantuan fisik dapat digunakan untuk membangun ruang praktik berupa bangunan bengkel atau laboratorium, maupun penyediaan peralatan. Sedangkan, bantuan nonfisik dialokasikan antara lain untuk penguatan penyelarasan kurikulum dengan industri.
“Untuk nonfisik, misalnya saja penyelarasan kurikulum, peningkatan budaya kerja, kemudian untuk menghadirkan guru dari industri, pelatihan kepemimpinan dan pola pikir kepala sekolah,” dikatakan Direktur SMK.
Bakrun menyampaikan bahwa tahun 2021 Direktorat SMK mengalokasikan anggaran untuk bantuan non-fisik pada program SMK Pusat Keunggulan sebesar Rp200 juta, sedangkan bantuan fisik akan diberikan sebesar Rp1,4 miliar - Rp4 miliar. “Tergantung sektor bidang dan kebutuhan sekolahnya masing-masing,” katanya
Ia mengingatkan bahwa pendaftaran untuk mengikuti SMK Pusat Keunggulan akan berakhir Sabtu, 20 Maret 2021. Pendaftaran melalui laman smk.kemdikbud.go.id/smkpk.
Sementara itu, Wakil Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Edi Satriyanto yang hadir bincang pendidikan mengatakan , dalam program ini, Perguruan Tinggi mendapat kesempatan untuk membagikan pengalaman, dan melakukan kerja sama dengan industri, sehingga mendorong lahirnya potensi-potensi baru antara perguruan tinggi, SMK, dan industri.
“Politeknik sangat dekat dengan SMK. Oleh karena itu, SMK Program Keunggulan sangat kita sambut dengan baik. Ini inovasi kolaboratif yang mentransformasi bisnis dan menumbuhkan percepatan link and match antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” ujar Edi. Ia menyatakan kesediaannya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi khususnya di SMK.
Advertisement