Sudah 30 Tahun Dimakamkan, Jenazah Marbot Masjid Tetap Utuh
Warga Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi digemparkan adanya jenazah yang masih dalam keadaaan utuh. Jenazah itu merupakan jasad seorang marbot masjid yang bernama Mbah Soewardi. Padahal yang bersangkutan diperkirakan sudah dimakamkan sekitar 30 tahun yang lalu.
Peristiwa ini diketahui saat makam almarhum Mbah Soewardi dibongkar pihak keluarga dan hendak dipindahkan ke kompleks pemakaman umum untuk dikumpulkan dengan makam anak dan mendiang istrinya. Pembongkaran mayat ini dilakukan pada Minggu, 20 Desember 2020.
Menurut salah seorang cucu Mbah Soewardi, Dedi Utomo, 40 tahun, dirinya mengaku terkejut dengan kondisi jenazah kakeknya. Saat jenazah hendak diangkat dari liang lahat, kondisi jasad masih utuh. Tidak hanya itu, kain kafan yang membalut jenazah almarhum juga sama sekali tidak rusak. Hanya warnanya saja yang berubah agak kecoklatan akibat bercampur tanah.
“Saya sempat kaget saat dibongkar karena masih utuh jenazahnya dan tidak ada bau sama sekali. Hanya saja warna kain kafan yang kecoklatan, tapi tidak ada yang sobek sama sekali. Padahal sudah 30 tahun kakek saya meninggal, " jelas Dedi, 21 Desember 2020.
Menurut Dedi, Mbah Soewardi dulu dikenal sangat baik. Semasa hidupnya, Mbah Soewardi aktif sebagai pengurus masjid di sekitar tempat tinggalnya. Mbah Soewardi merupakan sosok yang taat beribadah dan tegas dalam menegakkan nilai-nilai agama.
“Saya dulu pernah dipukul karena lebih mementingkan main dari pada shalat dan beribadah. Kakek sangat keras kalau ada anak atau cucunya yang meninggalkan sholat,” katanya.
Menurut juru kunci makam tempat jenazah Mbah Soewardi dimakamkan, Suhaili, 72 tahun, saat diangkat dari kubur, kondisi jenazah Mbah Soewardi bisa dikatakan masih utuh sepenuhnya. Jasad almarhum memiliki aroma sedap namun tidak menyengat.
"Baunya itu tidak wangi tapi juga tidak menyengat. Samar-samar seperti aroma sedap," kata Suhaili yang juga ikut membongkar makam Mbah Soewardi.
Dia menambahkan, mulai rambut, tulang seluruhnya masih dalam keadaan utuh dan tidak lepas dari persendiannya. Bahkan, daging dan kulitnya mengering layaknya jasad yang sudah diawetkan ratusan tahun.
"Setelah digali dan saya bongkar makamnya, kain kafan masih utuh. Tulang-tulang masih menempel dan kulitnya mengering. Semuanya utuh dalam posisi tangan sedekap (posisi tangan saat melaksanakan salat)," jelasnya.