24 Tenaga Medis di Jatim Gugur Akibat Corona
Selama satu bulan ini sebanyak 24 tenaga medis telah gugur di tengah upaya penanganan pasien positif virus corona atau covid-19 maupun yang masih berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP).
Terakhir dikabarkan salah satu tenaga medis RSUD Dr Soewandhi Surabaya yang meninggal setelah menangani seorang pasien covid-19 asal Pemalang, yang tidak mengaku saat dikonfirmasi statusnya yang positif.
Melihat kondisi banyaknya tenaga medis yang meninggal akibat corona, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi menyampaikan duka yang mendalam.
Ia juga menyampaikan agar seluruh perawat dapat menerapkan protokol penanganan dengan baik dan benar. Utamanya, bagi tenaga medis yang bertugas di Unit Gawat Darurat (UGD) maupun poli khusus rumah sakit.
Sebab, di dua tempat itu banyak yang berpenampilan biasa saja tanpa menggunakan alat pelindung diri (APD) padahal mungkin saja ada orang yang positif tapi tidak menunjukkan gejala.
"Yang paling bahaya UGD dan poli khusus karena gak tahu kalau dia (pasien positif) gak ada gejala. Sebenarnya protokol itu harus, tapi ini agak beda virus yang gampang menular. Sebenarnya semua tahu protokol penanganan tapi banyak juga yang abai,” kata Joni saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa 28 April 2020 malam.
Dari jumlah 24 tenaga medis yang meninggal, Joni menyebut, mayoritas adalah tenaga medis di luar ruang isolasi khusus yang bersentuhan langsung dengan pasien. Karena, mereka telah mengerti cara penggunaan APD.
Selain penggunaan APD, protokol lain yang juga penting adalah melakukan pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan.
“Kalau kami di dr Soetomo karena saya mengelola itu, kita upayakan untuk menggunakan APD seperti masker. Kita berikan semacam tirai di ruang pemeriksaan. Kemudian setelah memeriksa harus mencuci tangan. Itu yang selalu kita sampaikan ke teman-teman," katanya.
Sebagai antisipasi agar tidak ada lagi tenaga medis yang meninggal, diharapkan rumah sakit agar dapat menggilir tenaga medis yang bertugas agar tidak kecapekan, kemudian memberi nutrisi dan ekstra fooding serta penggunaan APD.
Advertisement