Sudah 22 Ribu Mualaf Bersyahadat di Masjid Sunda Kelapa Jakarta
Pembina Mualaf Center Masjid Sunda Kelapa, Menteng Jakarta Pusat, Ustad Anwar Sujana mengatakan, "Jangan masuk Islam karena membenci atau karena menyukai seseorang. Tapi masuklah hanya karena Allah."
Wasit itu disampaikan Anwar Sujana kepada setiap mualaf yang akan berikrar membaca kalimat syahadat di Masjid Sunda Kelapa.
"Kami menghendaki semua mualaf berniat masuk Islam murni hanya karena Allah," kata Anwar Sujana kepada ngopibareng.id, Senin 10 Juli 2023.
Oleh karena itu, setiap mualaf sebelum berikrar harus mengikuti wawancara seputar niat dan tujuannya masuk Islam.
Ia mewanti-wanti, jangan sampai masuk Islam karena paksaan orang lain atau karena sekadar ingin menikahi seorang muslimah.
Maka itu, setelah bersyahadat dan resmi menjadi seorang muslim, ia menanyakan kesanggupan para mualaf untuk menjalankan rukun Islam dan rukun iman secara konsisten.
Jawaban tersebut dituangkan dalam surat pernyataan bermetarai, yang ditandatangani juga oleh ketua pembina mualaf dan dua orang saksi.
"Pernyataan ini menjadi syarat bagi setiap mualaf untuk menghindari tuduhan memaksa seseorang pindah agama," kata sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar.
Pembacaan dua kalimat syahadat merupakan syarat mutlak untuk memeluk agama Islam. Karena belum syah Islamnya seseorang bila belum mengucapkan kalimat syahadat.
Kalimat syahadat termasuk rukun Islam pertama. Dari hadits Bukhori dan Muslim menyebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda:
"Agama Islam berdiri atas lima dasar utama, yakni mengucapkan dua kalimat syahadat yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji ke Mekah jika mampu." jelasnya.
Lebih lanjut, Anwar mengatakan, dua Kalimat Syahadat diucapkan jika seseorang akan memeluk agama Islam (mualaf), syarat dalam keadaanseperti itu wajib hukumnya. Seseorang harus mengucapkan dua kalimat syahadat secara lisan. Selain itu mengimani dari dalam hati dan mengamalkan dalam perbuatannya.
Berikut lafaz dua kalimat syahadat:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ
"Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah".
Artinya:
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah".
Setelah seseorang membaca dua kalimat syahadat, dia wajib melakukan rukun islam lainnya seperti salat, puasa, zakat, dan haji jika mampu.
Anwar Sujana menjelaskan, meskipun sudah berikrar, tidak serta merta langsung mendapat sertifikat. Tapi ada prosedur yang harus dipenuhi, yaitu mengikuti pelajaran tentang keIslaman, meliputi fikih dan tauhid.
Pelajaran agama bagi para mualaf diselenggarakan pada setiap hari Sabtu dan minggu, dari pukul 09.00 sampai pukul 17.00 WIB. sehingga bisa mengikuti salat Zuhur dan Asar berjamaah di Masjid Sunda Kelapa.
"Prosedur ini bukan untuk mempersulit orang masuk Islam, tapi supaya mereka masuk Islam dengan sungguh-sungguh," kata Ustad Anwar.
Setelah prosedur ini dijalankan, sertifikat baru akan diserahkan. Salah satu kegunaan sertifikat adalah persyaratan administrasi untuk mengganti agama lama menjadi agama Islam dalam KTP maupun dokumen pribadi lainnya.
"Untuk mengubah agama dalam KTP tidak bisa dilakukan dengan serta merta, harus dilampiri sertifikat dari lembaga agama Islam, yang menyebutkan yang bersangkutan telah berpindah agama atau keyakinan atas kesadarannya sendiri," tuturnya.
Berdasarkan data di Mualaf Center Masjid Sunda Kelapa Menteng, Jakarta, dalam lima tahun terakhir tercatat lebih dari 22.000 orang dari berbagai macam etnis dan suku. Bahkan lebih dari 200 orang warga negara asing yang memilih masuk Islam.
Penuh Tantangan
Beberapa mualaf mengatakan, menjadi seorang mualaf tidak semudah membalik telapak tangan karena tantangannya cukup berat. Apalagi kalau orang tua dan keluarga tidak setuju. Bisa di-bully bahkan ada yang diusir, tidak diakui sebagai keluarga lagi.
Salah seorang mualaf yang pernah mengalami perlakuan tidak menyenangkan adalah Maria. Ia merupakan mualaf Sunda Kelapa yang saat ini mendapat beasiswa belajar di Inggris bersama suaminya.
Hujatan yang datang bertubi-tubi dari orang tuanya dihadapi dengan sabar, sekaligus ingin membuktikan bahwa setelah menjadi muslimah, akhlaknya lebih baik, selalu hormat pada orang tua, tidak 'blingsatan' dan keluyuran tanpa tujuan.
Orang tua dan keluarga yang dulu memusuhinya, sekarang sudah dapat menerimanya kembali sebagai keluarga besar meskipun berbeda keyakinan.
Sebab itu, pesan Ustad Anwar untuk setiap mualaf harus mencerminkan pribadi seorang muslim yang akhlakul karimah. Jangan sampai sebelum dan sesudah masuk sama saja, hanya agama di KTP-nya yang berubah.
"Setiap mualaf harus siap dengan tantangan yang dihadapi. Tapi kalau mualaf itu masuk Islam karena Allah, Allah pasti melindungi dengan cara Allah sendiri," ujar Ustad Anwar meyakinkan.
Dita seorang mualaf yang minggu kemarin bersyahadat mengatakan, meskipun dia sudah dibaptis, secara diam-diam dirinya mempelajari agama Islam. "Hati saya kok lebih tenang setelah mempelajari agama Islam," kata Dita.
Ia ke Masjid Sunda Kelapa bersama ayah dan guru agama Abdurrohim, tempat beribadah sekaligus tempat curhat
Dita mengaku sebagian besar keluarganya mualaf. Sebab itu, ia tidak menghadapi problem yang serius ketika masuk Islam.
Advertisement