Subway-Monorel, Jadi Fokus Whisnu Atasi Kemacetan Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya terus mempercepat pembangunan fasilitas kota demi menciptakan kota yang humanis dan layak huni. Selain itu, pembangunan fasilitas kota juga untuk mengatasi kemacetan yang sudah mulai parah di Kota Pahlawan.
Salah satu solusi pemecah kemacetan di Surabaya adalah pembangunan transportasi umum massal yang terintegrasi. Selain mengandalkan Surabaya Bus, Pemkot juga berencana untuk kembali membangunkan mimpi untuk membangun transportasi umum berbasis rel, yakni Mass Rapid Transit atau MRT bawah tanah (Subway) dan juga monorel.
Wakil Walikota Surabaya, Whisnu Sakti Buana, mengatakan pembangunan subway, monorail, dan pengembangan Surabaya Bus merupakan salah satu program yang akan kembali dimatangkan di akhir masa pemerintahan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti.
Whisnu yang juga dikabarkan akan maju dalam Pilwali Kota Surabaya mengungkapkan bahwa program pembangunan subway-monorel, juga akan menjadi program prioritasnya ketika diberi amanah.
"Kota Surabaya itu butuh jawaban dari kemacetan. Kita harus perkuat transportasi umumnya. Salah satunya membangun subway-monorel. Itu akan menjadi tulang punggung warga dari Selatan ke Utara, dari Timur ke Barat," kata Whisnu.
Pria yang akrab disapa WS itu mengatakan, pembangunan subway dan monorel tersebut akan dilakukan dalam beberapa tahap dan juga dua jalur track, yakni track atas tanah (elevated) dan bawah tanah. Selain itu, pembangunan subway-monorel juga sesuai dengan konsep pemerintah pusat yang tercantum pada RPJMN 2014-2019 & 2019-2024.
Ia mengaku untuk merealisasikan hal itu dalam waktu dekat, Pemkot Surabaya sedang menggodok secara matang terkait konsep dan kajian terkait pembangunan dua proyek itu.
Mulai dari pendanaan, kerja sama antar negara, kajian akademik, kajian teknik dan lingkungan, dasar hukum, hingga penempatan stasiun dan sebagainya. Sehingga ketika akan dibangun, tidak akan ada lagi permasalahan yang didapat oleh pemkot.
"Kita akan kaji secara dalam, dengan kondisi geologi di sini, cocoknya seperti apa. Itu juga akan meliputi dananya berapa, kerja sama dengan siapa, dan lain-lain. Karena setiap daerah, cara membangunnya kan berbeda, ada yang bisa full di bawah tanah jadi subway gitu, ada yang harus elevated. Makanya kami sedang kaji secara dalam," ungkap alumnus ITS Surabaya itu.
Untuk mendukung pembangunan dua proyek itu, kini Whisnu mengaku pemkot sedang menyiapkan pelbagai fasilitas pendukung seperti lahan parkir dan juga angkutan pengumpan (feeder) ke stasiun kereta tersebut. Sehingga nantinya, Kota surabaya akan memiliki konsep yang sama seperti Jak-Lingko di Jakarta.
"Makanya kita siapkan parkir di beberapa tempat ya saat ini. Nanti kami juga ingin perluas parkir di daerah Selatan yang mengarah ke Sidoarjo, di Utara, Timur, dan Barat. Jadi warga dari perumahan bisa langsung parkir saja, dan langsung naik subway-nya," kata WS.
Sementara itu, untuk angkutan feeder-nya, Whisnu mengatakan bahwa Pemkot Surabaya juga sedang mengonsep pengembangan jaringan Surabaya Bus. Transportasi massal modern pertama di Surabaya itu akan diperbanyak trayek, rute, dan koridornya.
Sehingga ketika warga yang tempat tinggalnya agak jauh dari stasiun subway dan monorel, bisa memanfaatkan Surabaya Bus untuk menjadi feeder mereka. Jadi, Surabaya Bus direncanakan juga akan beroperasi di seluruh wilayah di Kota Surabaya. Bukan hanya seperti sekarang yang hanya beroperasi dalam dua koridor (Timur-Barat, dan Utara-Selatan).
"Bus Surabaya itu nanti akan kami perbanyak busnya. Jadi koridornya semakin banyak, jangkauannya semakin banyak. Kami akan benahi kembali haltenya dan konsepnya, apakah akan tetap dengan botol plastik ataukah akhirnya membayar tapi murah. Nanti untuk jalan kecil-kecil, akan dioperasikan bemo atau metromini, itu akan lebih modern. Jadi pake AC, nggak ngetem lagi dan bayarnya bisa cashless. Semua ini konsep besar, untuk bikin Surabaya tidak macet dengan kendaraan pribadi lagi," pungkasnya.
Advertisement