Suasana Haru TK Al Azhar se-Indonesia Gelar Perpisahan Virtual
Perpisahan siswa Al Azhar seluruh Indonesia yang digelar di beberapa daerah secara vitual, diselimuti suasana haru. Bahkan, ada beberapa siswa yang menangis sedih karena akan berpisah dengan teman bermain di sekolah dan guru pembimbingnya.
Kesedihan itu kian mencekam mengingat perpisahan yang dikemas dalam "Pentas Seni Akhirussanah KB/TK Al Azhar Tahun Ajaran 2020-2021" Sabtu, 19 Juni 2021, hanya bisa diikuti melalui zoom. Beberapa perwakilan siswa saja yang hadir, sebab harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
Kepala Sekolah KB/TK Al Azhar 5 Kemandoran Jakarta, Jalan Kemandoran 1 No 46, Jakarta Selatan, Hj Musani mengatakan, ketentuan ini berlaku bagi seluruh Lembaga Pendidikan Islam Al Azhar.
Menggunakan Angka untuk Al Azhar
Ia menyebut, sekarang banyak yang menggunakan nama Al Azhar. Untuk membedakannya supaya tidak bingung atau keliru,
"LP Al Azhar yang berinduk dengan Al Azhar yang berkantor pusat di kompleks Masjid Al Azhar Kebayoran Baru Jakarta Selatan, selalu menggunakan angka. Misalkan, Al Azhar 3 Surabaya, Al Azhar 5 Kemandoran Jakarta Barat," katanya.
Perpisahan murid TK B ditandai dengan pengalungan medali kepada perwakilan siswa oleh Kepala Sekolah Hj Musani diikuti orang tua siswa dari rumah masing-masing.
Terlihat dari layar kaca beberapa orang tua siswa ada yang menangis ketika mengalungkan medali pada putra atau putrinya, yang sesaat lagi akan memasuki jenjang pendidikan lebih tinggi yakni SD.
"Biasanya pengalungan medali dilakukan oleh kepala sekolah, dalam acara terbuka yang biasa dihadiri langsung oleh siswa dan anak didik. Karena terbentur pandemi Covid, pengalungan medali diwakilkan kepada orang tuanya masing-masing setelah namanya dipanggil," kata Musani.
Pementasan seni termasuk operet pengambilan gambarnya juga dilakukan melalui zoom, serta video dari orang tua siswa sesuai saran pengarah. Kemudian, diedit oleh tim IT. "Selama pandemi Covid-19 seluruh siswa KB/TK Al Azhar mengikuti pola pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Menurut Musani, beberapa orang tua murid sudah ada yang tidak sabar. Ia minta pembelajaran tatap muka (PTM) segera dimulai, sebab sudah satu tahun lebih belajar dari rumah, sehingga menjadi beban baru bagi orang tua.
Selaku kepala sekolah, Musani bisa memahami keinginan orang tua supaya anaknya bisa belajar normal tidak seperti sekarang. "Kami juga senang bisa berinteraksi langsung dengan siswa di sekolah, tapi faktor keselamatan anak didik, guru dan tenaga kependidikan menjadi pertimbangan utama kami tidak buru-buru menyelenggarakan PTM," kata Musani.
Ia harus mengikuti petunjuk dari pemerintah daerah yang punya kewenangan untuk memutuskan diselenggarakannya PTM. "Kami tidak mau sembrono, risikonya cukup besar," katanya.
Saat berbincang dengan ngopibareng.id, Musani mengungkapkan, rasa syukur LP Islam Alzhar berkembang pesat. Ini menandakan bahwa di tengah globalisasi pendidikan sekarang Islam menjadi kebutuhan.
"Membanggakan tapi sekaligus merupakan tantangan, untuk terus meningkatkan kualistas pendidikan di Al Azhar." katanya.
Musani menyebut lulusan TK Al Azhar 5 Kemandoran sudah banyak yang menjadi "orang" salah satunya Wagub DKI Jakarta, Reza Patria.
Sementara, Ketua Yayasan Ar-Rido yang menaungi KB/TK Al Azhar 5 Kemandoran, Jalan Kemandoran 1 No 46, Jakarta Selatan, Khudori, berharap TK AL Azhar dapat melahirkan cendekiawan Muslim yang mampu menjawab tantangan zaman, berakhlak mulia dan selalu hormat kepada kedua orang tua.
Pagelaran seni
Akhirirussanah TK Al Azhar diakhiri dengan ikrar yang dibacakan oleh Farhan perwakilan TK B yang diikuti oleh seluruh siswa dari rumah masing-masing melalui zoom.
"Saya rela Allah sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku. Dan aku rela Muhammad Rasulullah sebagai Nabiku."
Seorang siswi dengan lembut melantunkan doa: Rabbi zidnii 'ilman Warzuqnii fahmaa, Waj'alnii minash-shalihiin.”
Artinya: Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu serta berilah aku kemampuan untuk memahaminya, serta jadikanlah aku termasuk golongan dari hamba-Mu yang saleh.
Advertisement