Suara Utama Nabi dan Cinta tak Menerima Diduakan
Seorang penulis, Sarwar, menampilkan pribadi Nabi dalam narasi prosa yang manis. Dia menggambarkan Nabi sebagai model segala sesuatu yang positif dan indah. Katanya ; “dialah paragon kelembutan, kemurahan, kesopanan, kesantunan, keakraban, kesucian, dan kesabaran; kecintaannya kepada anak-anak, sedemikian memesonakan dilukiskan dalam banyak puisi populer seperti ;
“Apakah suara utama kehidupannya?
Tak lain adalah mencintai Allah,
mencintai manusia..
mencintai anak-anak,
mencintai kaum perempuan;
mencintai sahabat,
mencintai musuh”
Kepribadian Nabi dan prestasi-prestasi pribadinya yang gemilang menjadi sentral bagi teologi kalangan muslim modern.
Seorang penulis modern dan seorang sastrawan Mesir terkemuka, Abbas Mahmud Aqqad, menulis sebuah buku terkenal : “Abqariyyah Muhammad” (Kejeniusan Muhammad). Salah satu pernyataannya yang menarik, sebagaimana diterjemahkan dengan apik oleh Annemarie Schimmel :
“Dia memasuki dunia yang telah kehilangan iman, dan karenanya telah kehilangan rahasia kedamaian internal dan tatanan eksternalnya, suatu dunia yang sedang menanti suara pembebasan Islam. Muhammad Saw adalah contoh kebajikan-kebajikan. Kebajikan-kebajikan penyampai kebenaran dan keberanian. Dia memiliki kekuatan spiritual yang fasih dan meyakinkan, dan kegigihan seorang penyampai kebenaran, keberanian, kegagahan dan kejayaan. Dengan ketinggian bakat dan akhlaknya, dia menguasai zamannya sebagaimana menguasai zaman-zaman sesudahnya”.
صلوا على هذا النبي الكريم وسلموا عليه وعلى اله وصحابته
Apakah Cinta?
Ada teman karib menulis tentang cinta: "Rekayasa Cinta". Lalu seorang sahabat bertanya padaku tentang cinta. Apakah cinta itu?. Aku spontan ingat Mahmud Mahmud al Ghurab. Ia menulis :
الحب ذوق لا تدرى حقيقته.
والله هذا عجب عجب
Cinta adalah rasa
Yang tak diketahui esensinya
Demi Tuhan. Ini sungguh menakjubkan
Sungguh menakjubkan
Dan Maulana Rumi . Ia mengatakan :
الحب لا يقبل الاشتراك
. فلا يصح ان يحب المحب اثنين اصلا
لان القلب لا يسعهما
"Cinta tidak menerima diduakan.
Seorang pecinta
tidak bisa mencintai dua orang.
Karena hati tidak memuat dua cinta".
(KH Husein Muhammad/18.02.25)
Advertisement