Suami-Istri Penjual Kerupuk di Probolinggo Gagal Berangkat Umrah
Kebijakan pemerintah Arab Saudi yang menutup sementara jemaah umrah sangat dirasakan ribuan kaum muslimin yang Kamis, 27 Februari 2020 ini hendak bertolak ke Tanah Suci.
Termasuk pasangan suami-istri (pasutri) Lianto dan Siti Khodijah, warga Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo.
Ditemui di rumahnya, Jumat sore, 28 Februari 2020, pasutri penjual kerupuk itu menceritakan kronologis pembatalan keberangkatan umrahnya. "Yang jelas kami berdua pasrah, lha wong memang pemerintah Arab Saudi melarang kami berangkat umrah. Katanya terkait virus Corona," kata Lianto.
Didampingi istrinya, Siti Khodijah dan sejumlah anggota keluarganya, Lianto mengatakan, Kamis pagi jemaah calon umrah sudah berkumpul di Terminal 2, Bandara Internasional Juanda. Soalnya, pada pukul 12.00, para jemaah calon umrah akan bertolak ke Arab Saudi.
Tetapi hingga lewat pukul 12.00, para jemaah belum juga berangkat dengan menggunakan pesawat Saudi Airlines. Para jemaah diminta bersabar menunggu hingga pukul 16.00.
“Tidak seberapa lama ada pengumuman dari maskapai, kalau keberangkatan para jemaah umrah dibatalkan,” kata Lianto.
Para jemaah termasuk Lianto mengaku kaget begitu menerima pemberitahuan pembatalan penerbangan. Apalagi pembatalan itu terkait dengan kekhawatiran penyebaran virus Corona.
Meski bisa menerima alasan pembatalan umrahnya, sebagai manusia, Lianto dan Khodijah tentu kecewa. Apalagi sehari sebelum sebelum bertokak ke Juanda, mereka sudah menggelar selamatan (tasyakuran) dengan mengundang kerabat dan tetangga.
Kamis sore pun Lianto dan Khodijah “balik kanan”, pulang ke kampungnya di Probolinggo. Pihak biro travel haji dan umrah menjanjikan segera memberangkatkan mereka begitu pemerintah Arab Saudi sudah mencabut larangan menunaikan umrah.
Tidak hanya jemaah yang kecewa dan dirugikan terkait pembatalan keberangkatan ke Tanah Suci. Biro travel haji dan umrah juga mengaku, merugi karena sudah telanjur membayar uang muka untuk hotel dan akomodasi jemaah selama di Arab Saudi.
"Bisa dibayangkan, pada Kamis saja, ada sekitar 200 jemaah yang gagal berangkat umrah. Belum lagi ditambah dengan jemaah yang dijadwalkan berangkat besoknya,” kata Pelaksana Travel Haji dan Umrah Panglima Express, M. Holil.
Dikatakan pihaknya harus menjadwal ulang keberangkatan jemaah. Tentu saja sambil menunggu pengumuman lebih lanjut dari pemerintah Arab Saudi.
Disinggung, jemaah dari mana saja yang terpaksa pulang kampung, Holil menyebut, ratusan jemaah dari Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Lumajang, dan daerah lain. “Mudah-mudahan jemaah yang gagal berangkat ini bisa segera ada kejelasan,” katanya.