Suami Istri Kerja, Bayi Dalam Kandungan Sudah Antre di Daycare
Daycare atau tempat pengasuhan anak (TPA) dinilai menjadi tempat yang cukup aman dan nyaman bagi anak-anak yang ditinggal kedua orang tuanya bekerja. Di tempat pengasuhan ini, anak belajar bersosialisasi dan mandiri, serta berinteraksi dengan teman sebayanya bersama bunda pendamping.
Karena itu, tempat pengasuhan anak tentu menawarkan program terbaik dengan melibatkan seorang psikiater dan dokter. Mereka akan mengawasi tumbuh kembang dan kesehatan anak.
Daycare ini bermunculan dan menjadi pilihan orang tua setelah adanya beberapa kasus kekerasan oleh pembantu rumah tangga dan baby sitter pada anak yang diasuhnya.
Bentuk kekerasan yang sering menjadi polemik adalah dengan memberi obat tidur pada anak asuhnya supaya tidur terus dan tidak membuatnya repot. Dengan begitu, dia bisa beristirahat dan bermain gadget atau HP dengan bebas, tanpa berpikir akibat buruk pada si anak.
Kasus kekerasan tersebut membuat orang tua berpikir beberapa kali dan harus berhati-hati sebelum menggunakan jasa pengasuh anak.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mendorong daycare dikelola dengan benar, jangan disamakan dengan tempat penitipan anak. Sebab daycare merupakan tempat pendidikan karakter, bukan sekadar tempat titip anak, karena di rumah tidak ada yang jaga.
Sekarang beberapa kementerian telah memiliki tempat pengasuhan anak yang dikelola oleh Dharma Wanita. Cakupan programnnya tidak jauh berbeda dengan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang berada di bawah pembinaan Kemendikbud.
Bedanya, kalau di TPA mengurusi anak sepanjang hari dari pagi sampai jam pulang kantor. Waktu belajar, bermain, tidur siang, waktu makan, sampai mandi sudah terjadwal. Setiap anak diajarkan hidup mandiri.
Daycare Kemendikbud sebagai percontohan, hanya diproritaskan bagi karyaawan Kemendikbud. Mengingat banyaknya yang mendaftar, harus antre sampai 3 tahun. "Bahkan ada yang masih dalam kandungan sudah didaftarkan di PAUD Titik 0," kata seorang pengurus Dharma Wanita Kemendikbud Ny. Didik Suhardi.
TPA Serama yang dikelola Dharma Wanita Kementerian Kesehatan mulai tahun ajaran baru ini mengeluarkan regulasi, tidak menerima anak di luar karyawan Kemenkes. Mengingat banyak anak karyawan yang tidak bisa masuk. Sesuai dengan ketentuan, setiap TPA dilarang mengasuh lebih dari 35 anak.
Batasan umur waktu mendaftar di setiap TPA berbeda. Ada yang dari tiga bulan, satu tahun, dan ada yg terendah betumur 3 tahun. Lama belajar di TPA sampai menjelang masuk SD.
Pengelola TPA Serama Kemenkes RI Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Ana Nasrudin, menyampaikan ada yang berpandangan kurang pas terhadap TPA. TPA diangap seperti lembaga pendidikan yang mengajarkan tulis baca dan matematika. "Waktu mau daftar ada yang tanya, ada pelajaran bahasa Inggris dan matematika apa nggak," kata Ana.
Menurut mantan kepala TPA Serama ini, orang tua yang ingin anaknya cepat bisa membaca dan bahasa Inggris sebenarnya hanya mengejar gengsi dengan mengorbankan proses dan pertumbuhan anak. "Saya tidak malu ketika anak saya keluar TPA belum bisa baca tulis. Karena dalam UU pendidikan, anak PAUD tidak boleh dipaksa belajar seperti anak SD," katanya.
Ia menceritakan tentang anaknya yang setelah masuk SD masuk ranking terus. "Prosesnya memang begitu, bukan untuk sok-sokan,"kata Ana, Selasa 16 Juni 2020.
Soal biaya, Ana menuturkan, bahwa TPA masih jauh lebih murah dibanding mengambil seorang baby sitter. Di TPA berkisar Rp1.750.000 sampai Rp2,5 juta. Sedang sekarang seorang baby sitter di Jakarta lebih dari 5 juta/bulan.
Tapi Day Care di Surabaya masih lebih murah dibanding Jakarta. PHC Baby Daycare di gedung Rumah Sakit PHC di kawasan Tanjung Perak misalnya, menawarkan tarif harian yang relatif murah, yakni Rp 75.000 (tanpa makan) & Rp 88.000 (dengan makan), Bulanan Rp 1.500.000 (tanpa makan) & Rp 1.700.000–Rp 1.825.000 (dengan makan).
PHC memiliki pelayanan terpadu yakni dokter anak, neonatologi, jantung anak, gigi anak, bedah anak, rehabilitasi medik, terapi okupasi untuk anak, serta terapi wicara untuk anak. Inilah yang menjadi pembeda PHC Baby Daycare dengan yang lain.
Fasilitas yang disediakan pun cukup lengkap, yaitu personal bed, ruang untuk merangkak dan mengeksplorasi yang luas, ruang makan, ruang mandi, pojok laktasi untuk ibu menyusui, dan berbagai permainan yang bisa menstimulasi tumbuh kembang anak.
Sementara Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listryarti, menyampaikan bahwa daycare yang baik akan menentukan sejauh mana perkembangan anak Anda. Apalagi anak usia 6-24 bulan ini sedang berada di masa emas pertumbuhannya.
Lebih lanjut ia menuturkan, bahwa tak semua daycare cocok untuk dijadikan lembaga yang turut mengawal tumbuh kembang anak di tahun emasnya. Perlu kecermatan khusus agar kita dapat mengenali daycare yang bagus untuk anak.
Pastinya, promosi yang diperlihatkan oleh daycare selalu menyebutkan berbagai kelebihan mereka. Bahkan, yang mahal dan mengedepankan bahasa asing pun sebenarnya belum tentu cocok untuk anak.
Agar tak salah pilih, Retno mengatakan, bahwa orang tua harus perhatikan ciri daycare yang bagus seperti berikut ini:
1. Cari informasi bagaimana reputasi daycare tersebut. Tentu saja reputasi ini bukan berasal dari iklan, melainkan testimoni jujur dari para orangtua yang telah menitipkan anaknya di sana.
2. Cari tahu berapa lama daycare tersebut didirikan, jumlah alumninya, jumlah siswa di sana, dan pemberitaannya di media. Jangan sampai mengambil risiko dengan menitipkan anak pada daycare yang pernah berkasus, apalagi seputar isu penculikan, pedofilia, bullying, dan sebagainya.
3. Daycare yang baik akan selalu memiliki administrasi rapi dan terdaftar secara resmi di pemerintahan. Jangan sampai, daycare yang Anda masuki termasuk dalam daftar hitam yang belum berizin dan tidak memenuhi syarat aman untuk anak.
4. Tajamkan telinga. Anda bisa mencoba trik berikut ini. Datanglah saat pagi hari di saat para orangtua mengantarkan anaknya ke daycare atau justru di saat orang tua sedang menjemput anak-anaknya. Kemudian, Anda bisa bertanya kepada para orangtua tersebut tentang bagaimana kesannya terhadap daycare tersebut.
5. Memilih daycare yang punya kebijakan yang tegas juga penting lho. Misalnya, bagaimana sikap daycare menghadapi anak yang sedang sakit, berapa lama toleransi masa sakit diberikan, bagaimana menyikapi anak yang tidak divaksin, dan sebagainya.
6. Daycare yang bagus akan dapat menjelaskan kurikulum apa saja yang dijadikan acuan dalam mendidik anak-anak. Selain itu, penerapannya pun juga harus sesuai dengan karakteristik anak yang unik.
Perhatikan, berapa banyak daycare tersebut melibatkan orangtua dalam proses pendidikan. Misalnya, melibatkan orangtua dalam sesi field trip, membantu anak dalam membuat karya, maupun hadir dalam pementasan yang melibatkan anak.
Pemerintah Republik Indonesia memiliki acuan yang dinamakan Petunjuk Teknik Penyelenggaraan Tempat Penitipan Anak. Di sana tersedia informasi bagi orangtua dan pendidik agar dapat menjalankan daycare yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Kurikulum yang diterapkan haruslah yang dapat menstimulasi tumbuh kembang anak. Perhatikan apakah daycare tersebut memiliki sensory play, mengajarkan kemampuan bahasa, kinestetik, interaksi sosial pada sesamanya, maupun life skill seperti potty training, makan sendiri, dan sebagainya.
Hal yang penting diperhatikan juga adalah tentang staf pengajarnya. Apakah pekerjaan para pengajarnya sesuai dengan tingkat pendidikan maupun kemampuan khusus yang dimilikinya? Apakah kurikulum yang dijelaskan oleh sekolah dapat diterapkan oleh karyawannya?
7. Daycare yang bagus haruslah memiliki fasilitas belajar yang benar-benar diperlukan untuk menunjang belajar anak. Tempat tidur, dapur untuk memproses makanan, perabotan, dan semua ruangannya pun juga harus bersih.
Katakan sejujurnya pada daycare yang ditempati anak tentang alergi yang dimiliki oleh si kecil. Karena, alergi makanan tertentu, debu, hewan, maupun hal lainnya harus masuk ke dalam fasilitas keamanan yang diberikan oleh daycare.
Makanan yang diproses pun harus sehat. Jangan sampai, daycare justru membuat pola makan anak Anda tidak sehat sehingga alami obesitas. Perlu diperhatikan kondisi toilet serta kamar tidur untuk anak di sana.
Advertisement