Suami Istri Jerman-Turki Penemu Vaksin Covid Raih Penghargaan
Pasangan suami-istri ilmuwan Jerman berdarah Turki, hari Rabu kemarin menerima penghargaan sains paling bergengsi di Spanyol atas kontribusi mereka dalam menciptakan vaksin Covid-19.
Ozlem Tureci dan istrinya Ugur Sahin pendiri perusahaan Jerman BioNTech, termasuk di antara tujuh ilmuwan yang memenangkan Penghargaan Putri Asturias untuk Riset Teknis dan Ilmiah.
Yayasan Putri Asturias memuji penemuan cepat vaksin Covid-19, dan menyebutnya sebagai penemuan luar biasa dari kemampuan sains.
“Saya sangat tersanjung dianggap sebagai duta besar yang layak, karena penghargaan ini mewakili peningkatan kehidupan sebagai tujuan ilmu pengetahuan yang paling mulia,” kata Tureci, sang suami, seperti dikutip Anadolu Agency hari Kamis.
Sahin dan Tureci adalah pasangan suami-istri yang mengejutkan dunia ketika mereka mengumumkan bahwa vaksin yang mereka kembangkan bersama dengan perusahaan farmasi Amerika Serikat Pfizer efektif lebih dari 90 persen mencegah Covid-19.
Vaksin itu adalah vaksin pertama yang dirilis, lebih cepat dari yang diperkirakan banyak orang, dan mengandalkan teknologi mRNA mutakhir yang mereka kembangkan.
Sahin berasal dari Turki tetapi kemudian pindah ke Jerman, sementara Tureci lahir di Jerman dari orang tua warga negara Turki.
Mereka sekarang menjadi panutan bagi para imigran Turki di Jerman dan menjadi salah satu orang terkaya di negara itu.
Ahli imunologi Amerika Philip Felgner, ahli biokimia Hongaria Katalin Karikó dan peneliti Amerika Drew Weissman juga dianugerahi penghargaan atas penemuan ilmiah dasar mereka.
Derrick Rossi, yang berada di balik kesuksesan vaksin Moderna, dan Sarah Gilbert, yang mengembangkan vaksin Oxford/AstraZeneca, juga menerima penghargaan bergengsi itu.
“Penghargaan Putri Asturias adalah pengakuan luar biasa bahwa sains dapat membuat perbedaan bagi umat manusia. Saya sangat bersyukur bahwa kami dapat berkontribusi untuk memerangi pandemi ini dan membantu banyak orang dengan penelitian dan pekerjaan kami, ”kata Sahin.
Sebelumnya, Jane Goodall juga pernah menerima penghargaan atas penelitian biologisnya, begitu pula dengan Svante Pääbo, yang menemukan hubungan manusia dengan Neanderthal melalui pengurutan DNA.