Suami-Isteri Mualaf, Buka Bersama di Pesantren Nusantara AS
“Agama dan keyakinan adalah pilihan berdasarkan kesadaran. Dan karenanya agama tidak Mungkin bisa dipaksakan. Kami tidak diajarkan ‘mengkonversi’ orang menjadi Muslim. Kewajiban kami hanya menyampaikan, dan yang terpenting mempersaksikan apa itu Islam," kata Imam Shamsi Ali.
Sepasang suami isteri, keduanya muallaf, dan kedua anaknya hadir di acara buka puasa di pesantren Nusantara. Sang suami menerima Islam sekitar 5 tahun lalu. Sementara istarinya baru dua bulan yang lalu.
“Mereka berdua dan kedua anaknya mendaftarkan diri sebagai murid untuk program musim panas di pesantren. Doakan keluarga ini jadi penyebab hidayah bagi keluarga dan kota ini.....amin,” kata Imam Shamsi Ali, pendiri pondok pesantren Nusantara Madani US, pada ngopibareng.id, Selasa (12/6/2018).
Ustadz Shamsi Ali mengingatkan, Islam memang universal. Tapi metila sudah bersentuhan dengan aspek sosialnya, Islam akan sangat ditentukan oleh warns budaya masyarakat setempat. Saya menekankan bahwa masyarakat Muslim Indonesia memiliki budayanya yang berbeda dari masyarakat Muslim lainnya. Dan karenanya penilaian yang bersifat general (generalisasi) terkadang tidak tepat.
“Agama dan keyakinan adalah pilihan berdasarkan kesadaran. Dan karenanya agama tidak Mungkin bisa dipaksakan. Kami tidak diajarkan ‘mengkonversi’ orang menjadi Muslim. Kewajiban kami hanya menyampaikan, dan yang terpenting mempersaksikan apa itu Islam. Masalah orang menerima atau tidak, itu bukan urusan kami,” tegasnya.
Untuk itu, “kami mengajak semuanya untuk membangun sikap saling memahami, menghormati dan kerjasama. Agama bisa berbeda. Tapi kemanusiaan universal (common humanity) menyatu man semua manusia untuk membangun dunia yang lebih baik”.
Selain itu, Ustadz Shamsi Ali juga menyampaikan beberapa rencana ke depan, antara lain Summer Program, pembangunan rumah Ibadah dan perpustakaan.
“Saya juga berjanji untuk mempromosikan kota Moodus yang cantik ke dunia luar. Keindahan danaunya, bukit-bukitnya yang hijau, air terjun, dan ragam tempat-tempat menarik mengharuskan kita mempromosikannya.
“Alhamdulillah, semua tamu malam itu dapat tersenyum, senang bahkan mengapresiasi kehadiran kita,” kata Imam Shamsi Ali.
Ada cerita lucu. Dalam sambutannya, Ustadz Shamsi Ali menyampaikan keindahan “kicauan burung-burung” di lokasi pesantren. Salah seorang Ibu yang tinggal berseberangan dengan pesantren, di saat kami sholat magrib menyempatkan diri kerumahnya dan mengambil sebuah sarang burung untuk dihadiahkan kepadanya.
“Senang dan bahagia. Acara sederhana itu ternyata berdampak positif yang sangat luar bisa. Langkah awal dalam dakwah terkadang memang dimulai dengan sesuatu yang sederhana. Semoga Allah meridhai. Amin,” tutur Ustadz Shamsi Ali. (adi)