Stunting Turun, Pemkot Surabaya Targetkan Zero Kasus di 2024
Pemerintah Kota Surabaya mencatat penurunan angka stunting yang signifikan di tahun 2024 ini, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 1,6 persen.
Padahal, di tahun 2021 masih tercatat sebanyak 28,9 persen dan menurun signifikan di akhir tahun 2022 menjadi 4,8 persen. Pemkot pun semakin optimis di tahun 2024, angka kasus stunting terus menurun.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, penurunan kasus stunting dipengaruhi banyak faktor, salah satunya pergerakan Kader Surabaya Hebat (KSH), Bunda Paud, PKK, kader lingkungan, serta kelompok pengajian.
"Saya berharap dengan digerebek bareng bersama warga Surabaya, stunting bisa terus turun. Dengan model ini, maka saya yakin bisa menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan putus sekolah secara lebih drastis lagi,” kata Eri, Senin, 29 April 2024.
Dengan melihat data saat ini, Eri yakin bahwa Kota Surabaya akan segera menuju zero stunting. Sedangkan pada level 1,6 persen saat ini, 95 persen di antaranya adalah balita yang memiliki penyakit bawaan.
Selain memiliki penyakit bawaan, ternyata mereka ini bukan asli Surabaya, namun sudah masuk dan sudah ber-KTP Surabaya, sehingga harus diberikan intervensi juga.
Untuk menyelesaikan anak stunting yang tersisa itu, pemkot akan menyembuhkan penyakitnya dulu atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa bergerak menuju berat badannya dan tinggi badannya bisa dinaikkan.
"Pertama pasti kita sembuhkan dulu penyakit bawaannya, karena kalau ada penyakitnya maka untuk sembuh dari stunting agak sulit. Kita akan berkonsentrasi ke sana. Seperti hidrosefalus, jantung, atau yang memang sudah bawaan sejak kecil yang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita jaga kesehatannya,” tegasnya.
Di samping itu, inovasi pemkot bersama warga Surabaya dalam upaya mengentaskan stunting, pengangguran, dan kemiskinan semakin diperkuat melalui pembentukan Kampung Madani.
Walikota Eri bersama elemen kelurahan akan terus terjun ke masyarakat untuk menggugah kepedulian antar warga dengan membentuk Kampung Madani.
“Kita akan mengurangi kemiskinan dengan cara yang mampu membantu yang tidak mampu. Saya berharap setiap RW, maka yang mampu bisa bergerak membantu yang tidak mampu. Tapi di RW yang mampu semua, dia bisa membantu RW yang lainnya,” tandasnya.