Stunting Problem Masa Depan, Nabil: Tugas Bersama bagi Indonesia
Saat ini Indonesia menghadapi darurat stunting. Anak-anak yang mengalami perlambatan proses tumbuh kembang karena gizi buruk dan hal lainnya, menjadi keprihatinan pemerintah Indonesia.
M. Nabil Haroen, anggota Komisi IX DPR RI, menegaskan harus ada langkah bersama untuk mencegah stunting.
"Saat ini, angka stunting di Indonesia sedang menjadi pantauan, pada 2021 lalu pada angka 24,4 persen. Ini alarm bagi kita semua. Presiden Joko Widodo berusaha mendorong agar stunting berkurang menjadi hanya sekitar 14 persen. Maka, mari bersama-sama bergerak untuk mencegah stunting".
Demikian ungkap Nabil Haroen, yang juga merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, di hadapan ratusan ibu-ibu pada Advokasi, Sosialisasi & KIE Program Bangga Kencana, BKKBN di Gedung Amalia, Kabupaten Nunukan, Kaltara, Minggu 9 Oktober 2022.
Menurut Nabil Haroen, stunting ini problem yang harus diselesaikan bersama. Stunting ini problem bersama, bukan hanya individu.
Problem Bersama Masa Depan
"Kita bisa bergerak bersama untuk mencegah stunting, karena kalau tidak diselesaikan akan jadi problem bagi masa depan Indonesia. Bayi-bayi yang lahir, generasi muda sekarang, ini keluarga kita. Jadi problem bersama, bukan hanya personal. Maka, penyelesaian harus bersama-sama," terangnya.
Lebih lanjut, Nabil Haroe mengajak para ibu-ibu dan segenap warga untuk memanfaatkan potensi makanan dan gizi yang ada di sekitar kita.
"Jadi di Nunukan ini kan ada kekayaan laut yang melimpah. Ada banyak ikan-ikan dari kawasan laut yang dekat di sini, itu potensi gizi yang bisa dimanfaatkan dan dikonsumsi," jelas Nabil.
Selanjutnya, Nabil Haroen mengajak warga untuk bersama-sama saling membantu, dan saling menguatkan. Untuk mencegah stunting, kita perlu bersama-sama membantu mencegah. Jika ada tetangga kita yang kekurangan gizi, kita seharusnya membantu.
"Ada sayuran di pekarangan, ada ikan di lautan, jangan sampai kita kekurangan gizi di tengah kawasan yang melimpah makanan," demikian jelas Nabil.
Koordinator BKKBN Kaltara Kukuh Dwi Setiawan, mengungkapkan bahwa pihaknya di kawasan Kaltara mengajak semua pihak untuk saling membantu menangani stunting.
"Jadi masa pertumbuhan 1000 hari kelahiran ini sangat penting, harus dimanfaatkan secara baik untuk mencegah stunting. Jika ada yang mengalami kendala, bisa merujuk ke dokter atau tenaga medis terdekat, untuk mendapatkan informasi komprehensif," terang Kukuh.
Merujuk data, angka stunting berkisar di 27 persen untuk Provinsi Kaltara. Angka tertinggi ada di Kabupaten Nunukan mencapai 29 persen, sementara kota Tarakan tercatat 25 persen dan berdasarkan hasil survei SSGI Kementerian Kesehatan.