Stunting Meningkat Imbas Pandemi, Ini Tindakan Pemkot Pasuruan
Pemerintah Kota Pasuruan menggelar rembug stunting serta deklarasi percepatan penanganan stunting. Kegiatan ini dilakukan untuk mencegah penambahan stunting imbas pandemi Covid-19.
“Pandemi Covid-19 ternyata juga berimbas pada peningkatan jumlah anak dengan stunting,” kata Walikota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat membuka rembug penurunan stunting di Gedung Gradika, Selasa 16 November 2021.
Dari data yang ada, jumlah stunting di Kota Pasuruan saat ini meningkat menjadi 23 persen dari sebelumnya yang hanya 19 persen.
“Secara nasional semua meningkat. Kota Pasuruan sebentarnya masih di bawah rata-rata nasional tapi tetap saja ini PR kita bersama yang harus diselesaikan,” kata Gus Ipul.
Jika dalam kondisi normal, stunting secara nasional terus menurun. Begitu juga di Kota Pasuruan.
Saat angka stunting sebanyak 19 persen, Kota Pasuruan menargetkan bisa turun di angka 11 persen. Sayangnya pandemi menghantam semua sektor termasuk juga sektor pemenuhan gizi anak.
Karenanya dalam rembug stunting ini diharapkan tercipta sebuah solusi dan strategi sehingga angka stunting segera bisa ditekan lagi.
Setidaknya ada tiga hal yang harus diperbaiki dalam menangani stunting di antaranya adalah perbaikan pola makan anak, pola asuh anak serta pemenuhan daya dukung infrastruktur dasar seperti sanitasi dan ketersediaan air bersih.
“Kita juga minta semua pihak bekerjasama. Termasuk tadi saya minta ke Kepala Kemenag Kota agar bersama melakukan pelatihan pranikah,” kata Gus Ipul.
Pelatihan pranikah yang dimaksud adalah pelatihan agar pasangan yang mau menikah memiliki kemampuan tidak hanya mengerti hak dan kewajiban melainkan juga mengetahui cara mengasuh dan memenuhi kebutuhan gizi anak.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan dr Sherly Marlena mengatakan, bahwa pola makan dan pola asuh serta daya dukung infrastruktur mempengaruhi 70 persen stunting.
“Kalau pengobatan hanya mempengaruhi 30 persennya. Jadi perlu kerja bersama untuk menangani stunting ini,” kata Sherly.
Rembug kali ini, diikuti beragam pakar di antaranya ahli gizi, ahli kesehatan, ahli anak serta pakar infrastruktur. Hasil dari rembug ini selanjutnya akan dijadikan patokan langkah untuk mempercepat penurunan angka stunting di Kota Pasuruan.