Stunting Kota Probolinggo di Bawah Nasional, Kabupaten Melebihi
Berkaitan dengan Hari Gizi Nasional yang jatuh pada Rabu, 25 Januari 2023, Pemkot Probolinggo dan Pemkab Probolinggo menyodorkan angka stunting yang menjadi perhatian pemerintah dari pusat hingga daerah. Angka stunting di Kota Probolinggo selama 2022 sekitar 12 persen dari jumlah anak-anak di bawah lima tahun (balita), sementara di Kabupaten Probolinggo angka stuntingnya lebih besar, yakni 23 persen.
Angka stunting nasional berada di kisaran 14 persen. Dengan demikian, angka stunting di Kota Probolinggo sedikit lebih baik dibandingkan angka secara nasional. Sementara di Kabupaten Probolinggo masih di bawah angka nasional.
“Angka stunting di Kota Probolinggo saat ini memang 12 persen, diharapkan masih bisa diturunkan lagi,” ujar Sub Koordinator, Promosi Kesehatan, dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan dan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan P2KB), drg. Luluk Muyasaro.
Hal itu diungkapkan di sela-sela pembagian 50 paket telur dan susu di depan kantor Dinkes dan P2KB, Rabu, 25 Januari 2023. Paket asupan gizi itu dibagikan kepada pengguna jalan, khususnya yang membawa anak-anak balita yang melintas di Jalan Suroyo.
Sesuai tema Hari Gizi Nasional tahun 2023, “Protein Hewani Cegah Stunting”, diwujudkan salah satunya dengan pembagian paket telur dan susu kepada masyarakat.
“Angka stunting nasional 14 persen, Kota Probolinggo menargetkan, angka stunting-nya bisa turun menjadi 11 persen,” ujar Luluk.
Angka stunting sekarang yang mencapai 12 persen, merata di 29 kelurahan di Kota Probolinggo. Atau merata, tidak ada kelurahan yang stuntingnya mendominasi.
Dengan target angka stunting 11 persen, maka seluruh program dan kegiatan Dinkes dan P2KB difokuskan untuk pencegahan stunting. Strateginya melalui promosi kesehatan, yang mengajak masyarakat hidup sehat.
Hidup sehat itu bisa dipraktikkan mulai buang air besar (BAB) di jamban yang bersih, pola makan dengan protein hewani, Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, persalinan dibantu tenaga kesehatan, serta tablet penambah darah kepada remaja dan ibu hamil.
Angka Stunting Turun
Meski angka stunting di wilayahnya masih tinggi (di atas angka nasional), Pemerintah Kabupaten Probolinggo mengklaim terjadi trend penurunan kasus stunting sepanjang tahun 2022. Target penurunan kasus stunting itu merupakan hasil kerja keras dari berbagai pihak.
“Sebenarnya ada perbedaan standar data, awalnya berdasarkan survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) ada di angka 54%. Tapi pada survei berikutnya di angka 23%. Bila berdasarkan Bulan Timbang atau berdasarkan penimbangan langsung seluruh balita angka kita di 16 hingga 14,6 persen pada tahun 2022,” ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto.
Anang berharap, pada 2023 ini angka stunting (versi SSGI) di Kabupaten Probolinggo bisa turun sampai di bawah 20%. Sedangkan target 2024 dengan mengacu pada arahan presiden, angka kasus stunting bisa turun menjadi 14 persen berdasarkan survei SSGI.
“Tentunya untuk mewujudkan target tersebut, kita akan melakukan penguatan lini lapangan TPK (Tim Pendampingan Keluarga) dan membangun soliditas TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) di Kabupaten Probolinggo,” katanya.
Anang menambahkan, untuk menurunkan kasus stunting di Kabupaten Probolinggo bukan pekerjaan mudah. Target penurunan kasus stunting ini merupakan tugas bersama karena selain berkaitan dengan persoalan kesehatan, tapi juga dengan pola hidup sehat masyarakat.
“Yang jelas, Pemkab Probolinggo berupaya menurunkan angka stunting dengan melibatkan semua organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Probolinggo,” katanya.
Salah satu langkah yang telah dilakukan saat ini adalah dengan memaksimalkan peran TPPS yang telah dibentuk untuk melakukan pendampingan pada ibu hamil. Selain itu jika ada anak yang terkena stunting maka akan dibantu upaya penambahan gizinya.