Stunting di Surabaya Turun, 320 Sisanya Diselesaikan Akhir Tahun
Walikota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, sebanyak 27 kelurahan dan tiga puskesmas diklaim sudah zero stunting aktif.
"Saat ini, stunting di Kota Pahlawan masih ada 320 kasus. Insya Allah angka ini akan kita selesaikan akhir bulan Desember ini atau di bulan Januari 2024 nanti,” kata Eri usai acara evaluasi stunting, Jumat, 22 Desember 2023.
Eri menjelaskan, 320 anak yang masih mengalami stunting si Kota Surabaya memiliki penyakit bawaan, sehingga penanganannya lebih sulit karena harus disembuhkan dulu penyakitnya atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa diatasi berat badan dan tinggi badannya.
“Sebenarnya sulit kalau sudah ada penyakit bawaan, seperti jantung. Nanti kita akan berusaha untuk mengeliminir penyakit bawaannya dulu supaya tidak berdampak, sehingga nanti berat badan dan tinggi badan bisa diupayakan naik,” katanya.
Walikota Eri menambahkan, hingga saat ini sudah ada sebanyak 27 kelurahan di Kota Surabaya yang zero stunting. Bahkan, ada 3 puskesmas yang sudah zero stunting. Angka ini juga terus bergerak mengikuti data di kelurahan.
Bagi Eri, ini adalah keberhasilan dari para lurah, kepala puskesmas dan semua stakeholder yang ada di wilayah tersebut. Makanya, apa yang sudah dilakukan oleh lurah dan kepala puskesmas patut diberikan reward berupa poin-poin kenaikan jabatan yang lebih tinggi di Pemkot Surabaya.
“Ketika dia memiliki prestasi, maka poin-poinnya bisa lebih tinggi dan mungkin akan bisa menggeser pejabat di atasnya,” tegasnya.
Walikota Eri menjelaskan, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 4,8 persen. Di banding tahun tahun 2021 angka stunting mengalami penurunan drastis. Tahun 2021 prevalensi stunting di angka 28,9 persen, di akhir tahun 2022 menjadi 4,8 persen. Dan, tahun 2023 angka kasus stunting terus menurun.
“Tahun 2023 ini sudah dicek tapi belum ada pengumumannya. Semoga semakin menurun lagi karena memang salah satu tujuan pemerintah, termasuk pemerintah kota adalah menurunkan angka stunting. Makanya nanti yang berhasil menurunkan angka stunting hingga zero akan kita berikan reward,” kata dia.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kota Surabaya Rini Indriyani Eri Cahyadi bersyukur karena stunting di Surabaya terus mengalami penurunan. Meski demikian, pihaknya memastikan akan terus melakukan penguatan pendampingan kepada ibu-ibu yang memiliki anak stunting.
“Jadi, pendampingan PKK itu bukan hanya sekadar gizinya saja, tapi juga bagaimana pola asuh yang diterapkan ibu-ibu itu, terutama ibu-ibu muda ya. Kita akan lebih kuatkan lagi pendampingannya di bawah," tandasnya.