Tak Hanya Jual Produk Batik, Ini Filosofi Studio Tumbuh
Bagi Studio Tumbuh membuat batik, bukan hanya perkara menjual produk tersebut. Akan tetapi menawarkan cerita dibalik proses pembuatannya. Inilah yang menjadi konsep kreatif anak-anak muda yang proses di Jalan Kalimosodo, Kecamatan Polehan, Kota Malang.
Dalam produksinya Studio Tumbuh mengajak warga sekitar kawasan Polehan menjadi pengrajin batik. Hal ini dilakukan untuk turut membantu meningkatkan produktivitas warga.
Owner Studio Tumbuh, Fikrah Ryanda Saputra, mengatakan, penting baginya untuk terus membuat kegiatan edukasi melalui produk batik buatannya.
"Penting, karena akan melatih pengrajin buat menjelaskan cerita proses pembuatan produknya dan memberi informasi yang jelas tentang proses ini kepada customer dan masyarakat luas," tuturnya pada Selasa 5 November 2019, di Studio Tumbuh, miliknya.
Menurut Ryan, proses membuat kerajinan tidaklah mudah. Apalagi mayoritas pengrajin batik di Studio Tumbuh merupakan ibu rumah tangga yang harus mengurusi urusan mengasuh anak, mencuci dan memasak.
"Tujuan saya membangun Studio Tumbuh ini agar masyarakat mampu memahami kisah pengrajin dan bangga menggunakan produk lokal," ujarnya.
Di samping itu, Ryan juga memiliki brand batik, bernama Hamparan Rintik. Brand batik miliknya tersebut mengambil makna dari batik itu sendiri.
"Batik 'kan artinya Bauran Titik. Jadi, titik yang banyak itu jadi batik. Nah, saya ingin menjual filosofisnya. Semoga batik yang kami produksi di sini juga mampu jadi brand kota Malang," tutupnya.
Dalam proses pembuatan batik tersebut, Ryan menerapkan konsep zero waste system. Yaitu dengan menggunakan pewarna alami dan motif yang disajikan bertemakan alam.
"Kesadaran lingkungan semacam ini mampu menggerakkan ekonomi kreatif di Kota Malang. Saya selalu kampanyekan para pengrajin batik untuk pindah dari pewarna sintetis ke alami. Ini penting untuk mengurangi limbah," ujarnya.
Ryan memang ingin Studio Tumbuh ini menjadi semacam Co-Working space untuk bisa mencintai alam melalui batik serta mengapresiasi.
"Dengan adanya studio ini, para pengrajin juga memiliki kesempatan mengajar dan mengedukasi masyarakat. Dalam satu sampai dua jam mentoring mereka mampu menghasilkan sekitar Rp500 ribu," tutupnya.