Kontrak Striker Arema FC Dipotong 50 Persen
Striker Arema FC, Kushedya Hari Yudo menyepakati kebijakan renegosiasi kontrak yang telah diatur oleh Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang tertuang dalam surat keputusan nomor SKEP/53/VI/2020. Surat itu berdampak pada pemotongan nilai kontraknya sebesar 50 persen.
Dalam surat tersebut diatur mengenai penyesuaian nilai kontrak bagi bagi pemain di masing-masing klub. Sehingga tak hanya kontrak milik Yudo, semua pemain juga mengalami penyesuaian berupa pengurangan nilai kontrak.
Yudo sendiri menilai penyesuaian nilai kontrak tersebut mau tidak mau harus diterima dengan lapang dada oleh pemain. Hal ini menyusul adanya pandemi Covid-19 yang menyerang segala lini kehidupan.
"Mau tidak mau harus mau. Karena yang terdampak tidak hanya sepak bola. Banyak malahan orang yang karena pandemi ini jadi sulit untuk mencari makan," tuturnya pada Senin 20 Juli 2020.
Dengan kondisi sulit di tengah adanya pandemi Covid-19 seperti ini, Yudo masih bersyukur jika kompetisi Liga 1 2020 tetap dilanjutkan meski ada beberapa regulasi yang diterbitkan seperti renegosiasi kontrak. "Tentu saja kami harus bersyukur karena masih mendapatkan gaji dari sepakbola dalam situasi seperti saat ini," ujarnya.
Ketika kompetisi vakum selama tiga bulan lebih karena adanya pandemi Covid-19, Yudo menuturkan ia tetap menjaga kondisi fisiknya dengan tetap bermain bola dengan teman-teman sekitar. "Biasanya berkumpul dengan teman-teman untuk main bola jaga kondisi," terangnya.
Selama kompetisi Liga 1 2020 vakum sekitar tiga bulan lamanya, Yudo harus beradaptasi dengan hal tersebut. Pasalnya tiap agendanya harus diisi dengan latihan dan juga laga pertandingan.
"Agak aneh juga rasanya. Biasanya tiap hari sudah terbiasa latihan, lalu nanti akhir pekan pasti ada pertandingan baik home atau away. Tetapi tiba-tiba sekarang tidak ada, jadi beda rasanya," katanya.
Sementara itu, terkait dengan adanya regulasi yang mengatur digelarnya pertandingan tanpa penonton, Yudo tak keberatan. Sebab ia menilai dengan adanya kerumunan nanti bisa menjadi media penularan baru Covid-19.
"Sebenarnya kalau secara pribadi tentu ingin ada suporter. Tetapi sekarang situasinya memang sedang ada musibah. Suporter juga pasti pikir-pikir kalau mau datang ke stadion. Jadi dijalani dulu saja," tutupnya.