STOP BODY SHAMING
Dalam keseharian, sadar atau tidak sadar kita mungkin pernah mengolok-olok bentuk fisik dari teman, rekan atau bahkan saudara kita karena bentuk tubuhnya yang tidak seperti kebanyakan orang. Misalnya karena dia berbadan besar, kurus, tinggi atau warna kulit yang hitam.
Mungkin dalam hati kita, sebenarnya tidak bertujuan untuk mengolok-olok, melainkan hanya sebagai bahan candaan atau sekedar untuk lucu-lucuan saja. Tapi tahukah Anda, jika guyonan semacam ini sebenarnya termasuk dalam kategori tindakan body shaming. Karena sadar atau tidak sadar, saat kita melakukan body shaming, dampaknya bisa menyakiti perasaan orang, menimbulkan rasa rendah diri, malu bahkan sampai perasaan tertekan.
Maulina Pia Wulandari, Dosen Ilmu Komunikasi salah satu korbannya. Namun dia tak tinggal diam atas perlakuan body shaming yang dialaminya. Dengan melaporkan netizen yang melakukan body shaming di media sosial ke polisi, Pia juga ingin mengkampanyekan “STOP BODY SHAMING” sekarang juga. Berikut wawancara dengan Maulina Pia Wulandari.
Advertisement