Stoner Nilai 'Permainan Pikiran' Hanya Bikin Lawan Lebih Kuat
Juara MotoGP dua kali Casey Stoner yakin pembalap yang mencoba mengalahkan lawannya dengan melakukan serangan verbal justru menunjukkan kelemahannya.
Stoner bukanlah orang yang suka terlibat dalam perdebatan sengit, atau memainkan permainan pikiran di luar lintasan.
Sebaliknya, pembalap Australia itu banyak bicara di trek lewat penampilan dominan, baik untuk Ducati maupun Honda.
Namun berbeda dengan dua nama terbesar yang pernah dimiliki olahraga ini, Marc Marquez dan Valentino Rossi. Keduanya mampu ‘bermain’ lebih baik dari kebanyakan orang.
Marquez masih menggunakan trik-trik melawan lawan-lawannya. Selain melontarkan komentar mengenai rivalnya, trik lama ia perlihatkan terlihat di Sepang saat ia dan Franco Morbidelli berebut posisi lintasan pada kualifikasi.
Menyadari motornya lebih lambat, Marquez mencari pengendara yang lebih cepat untuk diikuti. Namun bukan sekadar mengekor, permainan pikiran dan gangguan nyata yang ditimbulkannyalah yang selalu memiliki dampak tersendiri.
Hanya saja, Stoner bukan tipikal pembalap seperti itu. Bahkan, pembalap Australia itu masih melihat para pembalap yang berusaha untuk ‘mengalahkan’ rivalnya dengan cara-cara seperti itu percaya, bahwa hal itu malah 'menyingkap banyak kelemahan mereka'.
Berbicara kepada TNT sports tentang persaingan saat ini dibandingkan dengan persaingan legendaris di masa lalu, Stoner mengatakan: “Cara-cara seperti Itu ada. Itu hanya di balik tabir. Anda harus mencarinya. Itu disana! Saya mengerti semua penggemar ingin melihat seluk beluknya. Beberapa pesaing seperti itu, mereka pikir itulah cara mereka memasuki pola pikir orang.”
Namun menurut Stoner, semua yang mereka lakukan dengan mencoba masuk ke dalam pikiran seseorang, dan melakukannya dengan cara yang salah, itu hanya membuat lawan lebih kuat.
“Semua orang yang pernah melakukan itu padaku? Anda belajar dari semua yang mereka lakukan. Ini mengungkap banyak kelemahan mereka. Karena Anda dapat mengetahui kapan mereka mencoba memberikan kompensasi atas hal-hal tertentu ketika mereka mencoba mengintimidasi Anda.”
Menurutnya, seorang pembalap harus belajar tentang hal itu. Karena cara-cara yang salah membuat rival lebih kuat. Bahkan tidak bisa diintimidasi. Baginya, dengan menunjukkan rasa hormat, dan berteman dengan mereka, pembalap lain pun segan dan tak memotivasi lebih kuat untuk mengalahkannya.
“Kalau bicara soal kejuaraan, apakah Anda benar-benar menginginkan rival yang berusaha menyingkirkan Anda? Atau apakah Anda ingin menyelesaikan pekerjaan ini berdasarkan prestasi?”
“Ada banyak rasa hormat di antara para pembalap saat ini karena mereka semua tahu bahwa mereka sedang berjuang dengan hal-hal tertentu. Kenapa harus mengambil risiko semua itu dengan membuat musuh yang bisa menyingkirkanmu, kapan saja.”