Stok Darah Menipis, PMI DKI Pancing Pedonor dengan Sembako
Ada pepatah "Sudah jatuh ketimpa tangga". Seperti itu gambaran yang dialami Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Pemprov DKI Jakarta sekarang ini.
Setiap bulan puasa stok darah di UTD Jakarta selalu berkurang akibat menurunnya jumlah pedonor. Para pedonor ada yang khawatir puasanya akan terganggu.
Ditambah lagi dengan diterapkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan physical distancing, terkait dengan pendemi Virus Corona atau COVID-19.
Sehingga, ada dua masalah yang dihadapi oleh UTD PMI Jakarta dalam upaya memenuhi kebutuhan darah yang terus meningkat.
Yang pertama, menurunnya jumlah pedonor karena banyak yang berpuasa Ramadan dan ini terjadi di setiap bula puada yang ke dua larangan keluar rumah akibat pendemi Covid-19.
"Daerah lain juga mengalami problem yang sama, cuma skalanya yang berbeda. Jakarta lebih berat mengingat cakupan wilayahnya luas dan yang dilayani jumlahnya lebih banyak," kata Kepala UTD PMI DKI Jakarta, Salimar Salim, saat dihubungi Ngopibareng.id, Sabtu Mei 2020.
Untuk memasok persediaan darah yang menipis UDT PMI DKI mengaku sudah berteriak-teriak kepada relawan, instansi pemerintah maupun suwasta, perusahaan sampai tingkat RT-RW untuk menggerakan warganya agar mau mendonorkan darahnya untuk kemanusian.
Teriakan itu tidak mendapat respon seperti yang diharapkan. Bahkan, sudah disiasati dengan dipancing sembako. Yakni bagi yang mau donor akan diberi hadiah paket sembako.
Salimar mencontohkan, waktu PMI Jakarta Barat menggelar bakti sosial donor darah Jumat 1 Mei 2020 malam.
"Yang datang memang cukup banyak, tapi mau donor hanya beberapa orang saja, lainnya mengincar sembakonya, ujarnya. Informasi yang mereka peroleh ada pembagian sembako, bukan donor darah.
Salimar mencemaskan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta.
"Setiap bulan puasa kita memang piselalu kekurangan stok darah.
Kemudian ditambah lagi adanya Covid-19. Jadi stok darah saat ini berkurang sampai 60 persen," katanya.
Kebutuhan kantong darah per harinya di seluruh rumah sakit di Jakarta mencapai 700 kantong.
Namun, jumlah tersebut sulit untuk tercapai di masa physical distancing karena berkurangnya jumlah mobil unit donor darah yang melakukan donor darah di masyarakat.
Biasanya dengan sistem jemput bola itu pakai mobil unit. Biasanya bisa lebih banyak dapat. Bisa memenuhi kebutuhan 700-800 kantong.
"Dulu paling banyak 14 unit mobil untuk dapat sebanyak itu. Sekarang cuma sesuai permintaan saja. Misalnya, hari ini tiga tempat, ya cuma tiga mobil unit yang jalan," tutur Salimar.
Salimar juga mengatakan, jumlah relawan donor darah yang datang ke Kantor PMI DKI Jakarta pun berkurang selama masa Ramadhan dan pandemi Covid-19.
"Begitu juga yang datang ke kantor kita di Kramat. Di PMI Kramat 'kan paling untuk sekarang kita dapat 150-200 kantong. Kalau di Kramat biasanya 300 kantong," ujar Salimar.
Karena itu, pihaknya menyiasati kekurangan stok itu dengan bekerjasama dengan TNI dan Polri ataupun himpunan pengusaha yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan donor darah.
"Misalnya, hari ini di Jakarta Barat kita kerja sama dengan perhimpunan pengusaha yang mengerahkan karyawannya yang masuk hari ini untuk donor," kata Salimar.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa merespon keluhan Kepala UTD PMI DKI Jakarta dengan menginstruksikan jajarannya untuk mendonorkan darah. Karena menipisnya stok darah itu juga di alami Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat ( RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.
RSPAD merupakan salah satu rujukan penanganan Covid-19 di DKI Jakarta.
Ia menanggapi Wakil Kepala RSPAD, Brigjen TNI dr. A. Budi Sulistiya yang mengatakan, RSPAD telah memiliki perlengkapan transfusi darah, namun stok darah di RSPAD sangat darurat.
Sehingga, jika ada pasien yang membutuhkan transfusi darah, pihak RSPAD akan meminta keluarga pasien yang bergolongan darah sama untuk mendonorkan darahnya.
Andika pun kemudian memberi instruksi kepada Asisten Operasi untuk mendata jajaran TNI AD di Jakarta dan sekitarnya untuk melakukan donor darah.
Andika meminta agar pendataan segera diselesaikan. Dengan begitu, pihak RSPAD dapat segera mendatangi satuan-satuan TNI AD untuk melakukan pengambilan darah.