Stok ARV Menipis, Dinkes Jatim Masih Menunggu Sikap Kemenkes
Menanggapi stok ARV yang mulai menipis di beberapa daerah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Herlin Ferliana membenarkan hal tersebut. Saat ini, pihaknya berniat jemput bola guna memastikan ketersediaan obat-obatan bagi orang yang hidup dengan HIV tersebut.
"Belum kekurangan tapi memang stoknya menipis. Artinya masih ada untuk yang sedang melakukan pengobatan, tidak sampai terhenti," ujar Herlin kepada Ngopibareng.id.
Herlin mengatakan, memang ada beberapa kombinasi obat yang kosong. Sebab obat ARV memiliki banyak kombinasi, jadi memang ada kombinasi yang tidak lengkap.
Dengan kondisi menipisnya obat ARV saat ini, Helin menyatakan, satu-satunya cara harus meminta pasokan pada Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).
"Kami menunggu Kemenkes membuat pernyataan apa, baru akan kami (Dinkes Provinsi Jatim) tindak lanjuti. Karena ARV merupakan obat program yang regulasinya langsung dari Kemenkes," jelasnya.
Pagi ini pun pihaknya akan bertolak ke Kemenkes RI untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
"Memang secepatnya saya harus dapat jawaban agar bisa segera melangkah. Sementara ini kami masih menunggu sikap Kemenkes. Kalau memang dari Kemenkes meminta Provinsi untuk menyiapkan kamu akan segera upayakan," imbuhnya
Sementara jaringan nasional ODHA, Jaringan Indonesia Positif (JIP), yang mewadahi ODHA di seluruh Indonesia sangat mengecam situasi saat ini. Sebab bisa membahayakan kesehatan orang yang hidup dengan HIV, merusak upaya untuk menghentikan epidemi dan mendiskreditkan upaya mengoptimalkan proses pengadaan obat-obatan esensial khususnya ARV.
JIP mendesak semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Lembaga PBB (UNAIDS, WHO, UNDP, UNICEF, UNFPA), perusahaan farmasi, dan organisasi masyarakat untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini.
Jika diperlukan, mengupayakan opsi pasokan, mendesak pihak-pihak terkait agar mengupakan bantuan kemanusiaan supaya obat-obatan tersebut tak sampai mengalami krisis.
Advertisement