Stigma Negatif Pada Kelapa Sawit Diluruskan Melalui Kurikulum
Indonesia merupakan negara produsen minyak sawit terbesar di dunia, sehingga komoditas ini sangat penting bagi perekonomian. Kontribusi kelapa sawit, menurut data OJK, sepanjang mata rantai distribusi dari hulu hingga hilir mencapai 6 persen hingga 7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.
Ketua Umum Yayasan Pusat Pentaheliks Ilmuwan Pertanian Indonesia, Paristiyanti Nurwardani, menyampaikan pendapatnya dalam focus group discussion (FGD), di bogor Jawa Barat, Minggu 5 November 2023.
Ia menambahkan, total produksi minyak sawit mencapai 47,4 juta ton di tahun 2018, dengan komposisi ekspor mencapai angka 80,7 persen dari total produksi komoditas ini.
Total luasan kebun sawit di Indonesia telah mencapai 14,03 juta hektar, dan telah meningkatkan penyerapan tenaga kerja menjadi lebih dari 16 juta orang. Komposisi tersebut terdiri dari 12 juta orang pekerja langsung dan 4 juta petani di perkebunan.
“Dengan potensi yang besar serta keunggulan minyak sawit ini, dianggap mengganggu eksistensi dari minyak nabati lain sehingga menimbulkan persaingan, bahkan memicu aksi untuk menahan perkembangan kelapa sawit di Indonesia,” katanya.
Salah satunya, adalah kampanye negatif dan kebijakan hambatan perdagangan untuk minyak kelapa sawit. Isu yang banyak diangkat dalam kampanye negatif, saat ini adalah terkait lingkungan dan sosial. Kampanye negatif itu sendiri telah berhasil membuat stigma negatif pada sebagian masyarakat Indonesia.
Menurutnya, peranan tenaga pendidik sangat penting dalam menanamkan sikap positif terhadap sawit sejak dini. Tenaga pendidik yang dimaksud terdiri dari guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Untuk pembentukan sikap positif ini, menurut Direktur Utama PT Daya Mitra Bersama Global (DMB Global), Benny Bernardus mengatakan bahwa proses membentuk sikap positif tentang sawit perlu dilakukan pada dua kondisi. Pertama kondisi pembentukan sikap yang dilakukan sejak usia dini yang belum tercemar oleh kampanye negatif tentang sawit. Kedua adalah kondisi pembentukan sikap pada orang yang sudah memperoleh informasi negatif tentang kelapa sawit. "Untuk itu dilakukan dengan mengacu pada konsep dasar sikap yang terdiri dari tiga komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif," kata direktur yang juga psikolog ini.
Advertisement