Status Tanggap Bencana Semeru Berakhir, BPBD Fokus Pemulihan
Status tanggap darurat bencana Gunung Semeru telah berakhir pada Jumat 24 Desember 2021. Meski status tanggap darurat telah berakhir namun masa transisi pemulihan akan diterapkan untuk tiga bulan ke depan.
Proses pemulihan total dampak erupsi Semeru terus dikebut mulai dari relokasi permukiman warga, pembuatan jembatan nasional, dan tanggul lahar dingin Semeru.
Kepala BPBD Lumajang Indra Wibowo Leksana mengatakan, Pemkab Lumajang akan melakukan masa transisi selama 90 hari sejak tanggal 25 Desember 2021 sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lumajang.
"Pada masa transisi ini, pemerintah akan memfokuskan pada percepatan pembangunan hunian sementara (huntara) bagi korban erupsi gunung Semeru," katanya.
Selanjutnya, dalam masa transisi 3 bulan ke depan, Pemkab Lumajang akan melakukan relokasi pengungsi karena tidak selamanya warga berada ditempat pengungsian.
"Para pengungsi yang berasal dari Desa Supit Urang yang terdampak erupsi Semeru akan direlokasi dan dibuatkan huntara di Desa Oro-Oro Ombo," katanya.
Sementara para pengungsi dari Desa Sumber Wuluh akan direlokasi di Desa Sumber Mujur. Menurut Indra, penempatan huntara sudah sesuai berdasarkan pemetaan yang dilakukan oleh PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi).
Desa Oro-Oro Ombo dan Desa Sumber Mujur dinilai sebagai tempat relokasi yang cocok karena tidak berada di zona merah, melainkan di zona hijau sehingga bila suatu saat terjadi erupsi lagi, dua desa tersebut relatif aman.
Indra menambahkan, selain pembangunan huntara bagi korban erupsi gunung Semeru, pihaknya juga memastikan bahwa saat ini kebutuhan dasar para pengungsi seperti makan, minum, MCK sudah terpenuhi, termasuk pemeriksaan kesehatan secara periodik.
"Pada masa transisi nantinya juga akan dilakukan pembangunan jembatan gantung sementara Lumajang-Malang, serta pembuatan sudetan aliran lahar Gunung Semeru. Sedangkan, untuk jembatan permanen akan dibangun dalam satu tahun ke depan," katanya.